Sejarah
Mikroorganisme
1.1 Menurut
Buku: Teknik Metode Dasar Mikrobiologi
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723). Ia
biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain.
Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin
tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu
mikrobiologi. Mikroorganisme untuk pertama kali diketahui oleh Leeuwenhoek
dengan menggunakan karya ciptaannya yaitu mikroskop. Dengan sarana ini ia
mengamati mikroorganisme dalam air hujan, air laut, bahan pengorekan dari
sela-sela gigi, campuran yang sedang berfermentasi dan berbagai bahan lainnya,
kemudian ia menamakan hewan temuan pertamanya ini “hewan kecil” (animalcule). Sebelum
ditemukan jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan
atau hewan; belum terpikir adanya jenis-jenis peralihan. Namun dalam abad
ke-19, menjadi jelaslah bahwa jasad renik memiliki semua kombinasi sifat-sifat
tumbuhan dan hewan. Heckel pada tahun 1866 mengusulkan agar jasad renik
ditempatkan dalam dunia terpisah, yakni protista ( artinya; kehidupan yang
pertama), menurut Heckel, dalam protista tergolong Algae, Protozoa, Jamur, dan
Bakteri. Namun pada pertengahan abad, teknik mikroskopi elektron yang baru
mengungkapkan bahwa bakteri secara fundamental berbeda dari jamur, alga, dan
protozoa dalam struktur sel. Ketiga kelompok memiliki struktur sel yang lebih
maju, sama seperti sel-sel tumbuhan dan hewan yang dinamankan eukariotik,
sedangkan bakteri memiliki struktur sel yang lebih primitif, yang dinamakan
prokariotik.
Waluyo,
Lud. 2008. Teknik metode dasar
mikrobiologi. Malang: UPT Muhammadiyah Malang
1.2 Menurut
Buku: Dasar-dasar Mikrobiologi
Antoni
Van Leeuwenhock (1632-1723) merupakan penemu mikroorganisme pertama kali,
sekaligus pembuat alat mikroskop. Melihat mikroorganisme yang berasal dari kubangan dan
jambangan bunga menggunakan mikroskop buatannya sendiri dengan perbesaran 300
kali. Dengan mikroskop dapat melihat aneka ragam hewan bersel satu yang diberi
nama Infusoria atau “Hewan tuangan” (Dwidjoseputro,
1987:01)
1.3 Menurut
Buku: Mikrobiologi Farmasi
Pada
tahun 1664 ilmuwan Inggris Robert Hooke melalui mikroskopnya yang
terdiri atas dua lensa sederhana mampu melihat ruang-ruang yang ia sebut
sebagai sel, hal ini memicu munculya teori sel yang menyatakan bahwa seluruh
makhluk hidup tersusun atas sel-sel. Namun karena belum terdapat pewarnaan
membuat Hooke tidak dapat melihat mikroorganisme dengan jelas. Selanjutnya
Ilmuwan Belanda Antonie van Leewenhock mungkin yang pertama kali
mengamati benda hidup dengan menggunakan mikroskop lensa tunggal. Leewenhock
menyebut benda yang diamatinya sebagai animalcules (hewan kecil) yang
diperoleh dari sisa makanan yang menempel di giginya serta air hujan yang
selanjutnya kita kenal sebagai bakteri dan protozoa.
1.4 Menurut Buku: Dasar-Dasar Mikrobiologi
Antony van
Leeuwenhoek (1632-1723) bukanlah orang pertama yang melihat mikrobe yang
disebut bakteri dan protozoa, namun ialah yang pertama melaporkan pengamatan
dan memberi keterangan dari gambar yang ia teliti. Ia melakukan pengamatan
selama memburu hobinya untuk membuat mikroskop. Pada saat itu ia mengumpulkan
air hujan dalam cawan lalu melakukan pengamatannya, ia mencatat bahwa ia
melihat seribu makhluk hidup dalam air tersebut dan menyebutkan Animalkul
tersebut adalah jenis terkecil yang pernah ia lihat sampai saat itu. Antony
membuat gambar-gambar bakteri yang ditemukannya dari air hujan, air liur, cuka,
dan substansi lain juga memberikan keterangan menarik pada gambar tersebut.
Chan,E.C.S.,
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press) Buku Terjemahan
1.5 Menurut Buku: Mikrobiologi
Pangan 1
Mikrobiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik
yang disebut mikroorganisme atau jasad renik yaitu makhluk yang mempunyai ukuran
sel yang sangat kecil di mana setiap selnya hanya dapat dilihat pertolongan
mikroskop. Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yanga sangat
penting misalnya dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan,
sehingga dapat diketaui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat
unruk menghindari terjadinya kerusakan tersebut, mikrobiollogi juga penting
dalam fermentasi makanan sanitasi, pengawasan mutu pangan dan sebagainya.
adanya jasad renik didalam makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik
tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau menyebabkan
keracunan bagi yangmengkonsumsinya.tetapi dalam makanan dan minuman pertumbuhan
jasad renik justru dirangsang untuk mengubah komponen-komponen didalam baan
pangan tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan.
Sejarah
mikrobiologi dimulai tahun 1674 ketika Anton van Leewenhoek (1632-1723)
menemukan adanya kehidupan didalam setetes air danau yang diamati menggunakan
suatu lensa gelas. Benda-benda yang disebut nani malcules tersebut telihat
dalam bentuk, ukuran, dan warna. Teori tersebut adalah generasi spontan yang
menyatakan bahwa makhluk hidup dapat terbentuk secara spontan dari benda-benda
mati atau bahan organik yang telah mengalami pembusukan. Leewenhock mengamati
adanya makhluk hidup pada berbagai bahan lainnya digunakan mikroskop sederhana
yang diciptakannya. Ia menyimpulkan bahwa sel-sel hidup selalu berasal dari
benih (germ).
Fardias.srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta:Gramedia
pustaka utama
2.
Generasi
Spontan
2.1 Menurut
Buku: Dasar-dasar Mikrobiologi
2.1.1
Pro (Aristoteles dan
Needham)
Aristoteles
merupakan tokoh biologi yang berpendapat bahwa mahluk-mahluk kecil
(mikroorganisme) terjadi begitu saja dan berasal dari benda mati. Selain itu
Needham juga melakukan eksperimen seperti merebus padi-padain, daging, dan
lain-lain lalu menaruh di dalam botol tertutup dan disimpan rapat-rapat namun
dalam botol tersebut terdapat mikroorganisme. Sehingga Needham menyimpulkan
jika kehidupan bersal dari benda mati. Kedua pendapat ini dikenal dengan teori
abiogenesis atau teori generatio spontanca (mahluk-mahluk baru itu terjadi
begitu saja). (Dwidjoseputro, 1987:02)
2.1.2
Kontra
·
Spallanzani (1729-1799)
Tokoh
yang tidak sependapat dengan teori abiogenesis karena mengangap eksperimen
Nedham kurang sempurna. Spallazani melakukan eksperimen seperti Nedham hanya
saja perbedaannya terletak pada penutupan botol yang ditutup secara
rapat-rapat. Eksperimen tersebut tidak menghasilkan mikroorganisme. Dari
percobaan itu setengah orang tidak setuju karena menagnggap dalam botol
tersebut tidak ada oksigen yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme. (Dwidjoseputro,
1987:02)
·
Schultze dan Schawn
Memperbaiki
percoabaan Spallazani pada tahun 1836 dengan mengalirkan udara lewat suatu asam
atau basa yang keras ke dalam suatu botot rebusan kaldu. Schwann pada tahun
1837 melakukan eksperimen serupa Schultze tetapi udara lewat pipa yang panas
dan kalu telah dipanaskan berjam-jam. Kedua eksperimen tersebut tidak
menghasilkan mikoorganisme. Namun masih ada keneratan dengan pendapat keduanya
karena jalan udara yang lewat asam, basa, atau pipa panas telah mengalami
perubahan sehingga mikroorganisme tidak memungkinnkan untuk tumbuh.
(Dwidjoseputro, 1987:02)
·
H. Scroeder dan Th. Von
Doch (1854)
Melakukan
penyaringan udara dengan kapas steril yang diamsukan ke pipa sebelum meuju
botol berisi kaldu. Eksperimen ini tidak menghasilkan mikroorganisme sehingga
teori abiogenesis dianggap gagal. (Dwidjoseputro, 1987:03)
·
Louis Posteur (1865)
Melakukan
eksperimen bersi kaldu yang ditutup pipa dengan yang melengkung seperti leher
angsa dan tidak menghasilkan mikroorganisme. Dari percobaan ini masyarakat
percaya bahwa tidak ada kehidupan baru yang berasal dari benda mati. Setelah
percobaaan ini ada pendapat yang dikenal dengan “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang berati “semua kehidupan
itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang hidup”. (Dwidjoseputro,
1987:03)
2.2 Menurut
Buku: Mikrobiologi Farmasi
2.2.1
Pro
Hingga
pertengahan abad ke-19 banyak ilmuwan dan filsuf percaya bahwa makhluk hidup
muncul secara spontan dari benda tak hidup yang dikenal sebagai teori generatio
spontanea dan dipercaya sampai pada tahun 1668. Teori generatio
spontanea pada mikroorganisme menguat pada tahun 1745 ketika John
Needham memanaskan kaldu kemudian menempatkannya dalam botol tertutup,
larutan kaldu yang telah dingin dikerumuni oleh mikroorganisme. Ia berpendapat
bahwa mikroorganisme timbul secara spontan dari kaldu. Pendapat Needham
didukung oleh pendapat Laurent Lavoisier yang menunjukkan pentingnya
peranan oksigen bagi kehidupan.
2.2.2
Kontra
Seorang
ilmuwan Italia Lazzaro Spallanzani menduga bahwa ada kemungkinan
mikroorgnanisme dari udara telah masuk ke dalam kaldu milik Needham setelah
kaldu tersebut didihkan. Spallanzani menunjukkan bahwa larutan kaldu yang
diletakkan pada botol tertutup dan kemudian dipanaskan tidak menunjukkan adanya
pertumbuhan mikroorganisme. Atas percobaan Spallanzani, Needham membantahnya
dengan menyatakan bahwa daya vital yang ada untuk terjadinya proses generatio
spontanea telah dirusak oleh pemanasan dan tidak dapat masuk ke dalam kaldu
karena adanya sumbat pada botol.
Seorang
ilmuwan Italia bernama Francesco Redi pada tahun 1668 mendemonstrasikan
penemuannya dengan melakukan percobaan menggunakan tiga buah tabung yang
ditutup rapat dan berisi daging busuk serta tiga buah tabung terbuka yang juga
berisi daging busuk. Hasil percobaannya menunjukkan adanya belatung di atas
daging busuk pada tabung yang tidak tertutup dan tidak ditemukan adanya
belatung pada tabung tertutup. Penganut teori generatio spontanea
mengemukakan pendapat bahwa udara segar sangat diperlukan untuk terjadinya
teori geeratio spontanea. Redi melakukan percobaan serupa untuk kedua
kalinya dengan mengganti tutup tabung menggunakan kain tipis berlubang halus
yang memungkinkan masuknya udara segar ke dalam tabung dan mencegah masuknya
lalat. Pada percobaan ini Redi membuktikan bahwa belatung tidak terjadi secara
mendadak dari daging yang busuk.
Pada
tahun 1858, ilmuwan Jerman bernama Rudolf Virchow mengemukakan teori
biogenesis, yang menyatakan bahwa semua sel hidup hanya dapat timbul dari
sel hidup yang ada sebelumnya. Pada tahun 1861, ilmuwan Prancis bernama Louis
Pasteur melakukan percobaan yang mendukung teori biogenesis. Pasteur
mengisi bebrapa botol berleher pendek dengan kaldu sapi dan selanjutnya
didihkan. Beberapa botol yang lain segera ditutup setelah kaldu mendidih.
Setelah beberapa hari, pada botol yang terbuka ditemukan banyak kontamin
mikroorganisme, sedangkan pada botol yang tertutup, tidak ditemukan kontaminan
mikroorganisme.
Selanjutnya
Pasteur meletakkan kaldu pada botol berleher panjang yang dibengkokkan
menyerupai huruf S dengan bagian ujung terbuka. Kaldu didihkan dan didinginkan.
Pada pengamatan selama beberapa minggu, tidak ditemukan adanya kontaminasi
mikroorganisme pada kaldu. Desain botol yang unik pada percobaan Pasteur
memungkinkan udara masuk ke dalam botol, namun leher botol yang melengkung
menyebabkan mikroorganisme di udara yang dapat mengontaminasi kaldu
terperangkap.
2.3 Menurut Buku Dasar-Dasar Mikrobiologi
2.3.1
Pro (John Needham)
Pada
1749, John Needham (1729-1781) melakukan percobaan dengan memasak daging
(mendidhkan kaldu daging) dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal
percobaan dan menyatakan bahwa ada jasad-jasad (mikroba) yang bersal dari
daging tersebut.
2.3.2
Kontra
·
Lazaro Spallanzani
(1729-1799)
Membuktikan
bahwa teori abiogenesis tidak benar yaitu dengan mendidihkan kaldu daging dan
tidak ditemukan jasad renik pada percobaan tersebut. Ia melakukan percobaan
yang sama dengan Needham namun udara
dalam labu dikeluarkan.
·
Franz Schulze
(1815-1873) dan Theodor Schwann (1810-1882) keduanya melakukan penelitian
secara terpisah
Schulze
melalukan udara melewati larutan asam pekat ke dalam labu yang berisi kaldu
daging yang dididihkan. Schwann melalukan udara melalui tabung yang membara ke
dalam labu berisi daging yang dididihkan. Di dalam masing-masing percobaan
tersebut, pada labu itu tidak ada mikrobe yang ada karena telah terbunuh oleh
asam dan panas. Mereka mengatakan bahwa asam dan panas mengubah udara sehingga
tidak mendukung pertumbuhan.
·
Schroder dan von
Dusch
Sekitar
tahun 1850 Schroder dan von Dusch melakukan percobaandengan melewatkan udara
melalui tabung berisi kapas ke dalam labu yang berisi kaldu yang telah
didihkan. Mikrobe disaring ke luar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam
labu sehingga tidak ada jasad renik yang tumbuh dalam kaldu tersebut.
·
John Tyndall
Pada
awal tahun 1870-an Tyndall menciptakan sebuah kotak bebas debu dan menempatkan
tabung-tabung berisi kaldu steril di dalamnya. Selama udara di dalam kotak
tersebut bebas dari debu maka kaldu didalam tabungakan tetap steril juga.
Partikel-partikel debu akan mengendap dan tertahan pada leher tabung yang
menuju kotak. Dan inilah bukti bahwa mikrobe terbawa oleh partikel-partikel
debu.
·
Louis Pasteur
(1822-1895)
Secara
teguh Pasteur menentang konsep generasi spontan. Ia melakukan percobaan dengan
menyiapkan larutan nutien dalam labu yang dilengkapi lubang panjang dan sempit
“leher angsa” kemudian memanaskan larutan tersbut dan udara-udara dibiarkan
masuk. Tak ada mikroba dalam larutan itu.
Chan,E.C.S., Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI Press) Buku Terjemahan.
2.4 Menurut Buku: Mikrobiologi Pangan 1
2.4.1 Pro
Tidak ada
2.4.2 Kontra
·
Teori generasi
spontan juga banyak ditentang oleh ilmuan-ilmuan lainnya diantaranya Francesco
Redi (1626-1697) membuat percobaan dengan menutup sepotong daging dengan kasa
halus untuk mencegah hinggapnya lalat yang dapat bertelur diatasnya. Setelah
didiamkan dalam waktu tertentu, tenyata pada daging yang tidak ditutupi banyak
ditutupi ulat yang berasal dari telur lalat, sedangkan pada daging yang
ditutupi tidak terlihat adanya ulat.
·
Lazzaro spallanzani
(1729-1799) membuat percbaan suspensi bahan organik didalam tabung gelas
kemudian mendidihkannya. Cairan tersebut tidak rusak atau membusuk dan tidak
mengandung sel-sel hidup. Sel-sel hanya bisa tumbuh jika tabung gelas dibuka
sehingga cairan mengalami kontak denga udara diluar tabung yang merupakan
sumber kontaminasi jasad renik. Hasil percobaan kedua peneliti terbukti
bertentangan denga teori generasi spontan.
·
Nicolas appert tahun
1810 memenangkan hadiah sebanyak 12000 franc untu pertama kalinyaberhasil
mengawetkan berbagai bahan pangan yang mudah rusak dengan proses pemanasan
didalam tabung gelas atau botol.
·
Ilmuwan yang sangat
menentang teori enerasi spontan adalah Louis Pasteur (1822-1895). Dalam tahun
1860, Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu gelas berbentuk bulat yang
diisi ekstrak bahan organikatau larutan gula, pada ujung lehernya kemudian
dipanskan dan ditiup sehingga membentuk pipa agak panjang berbentu huruf U.
Setelah beberapa waktu kemudian tidak pernah terlihat adanya pertumbuhan jasad
renik. Tapi jika leher labu dipatahkan dan dibiarkan terbuka dan terkontaminasi
oleh udara dalam stu hari atau leih akan terlihat adanya pertumbuhan didalam
tabung tersebut shingga cairan dialamnya menjadi busuk. Ternyata bentuk U dalam
pipa pada leher dapat menahan masuknya jasad renik dari udara kedalam
labu.Louis Pasteur juga dikenal sebagai teori pencegahan penyakit antraks dan
rabies. Bahwa pemanasan dapat membunuh sel kahamir yang dapat menyebabkan
kerusakan pada minuman tersebut. Penemuan ini dikenal proses pasteurisasi yang
diterapkan pada anggur, nir dan produk-produk susu. Pateur mebuktikan bahwa
hewan dapat diimunisasi terhadap penyakit antarks dan dalam tahn 1885
memperkenalkan cra pencegahan penyakit rabies.
·
John tyndall,menemukan
bahwa pemanasan yang dilakukan oleh louis pasteur tidak cukup untuk membunuh
semua jasad renik didalam suatu bahan karen abeberapa diantaranya sangat tahan
panas. Ia menyimpulkan bahwa beberapa bakteri mungkin terdapat salah satu dari
dua bentuk yaitu bentuk vegetatif yang tidak tahan pans dan mudah di bunuh
dengan mendidihkan, dan bentuk endospora yang tahan panas dan tidak mati dengan
perebuasan. Ferdinan Cohn menemukan
adanya endospora dan memuktikan sifat ketahanan panasnya. Tyndall kemudian
mengembangkan cara untuk membunuh endospora sekalipun yang tahan panas. Caranya
adalah dengan pemanasan bahan yang mengandung endospora scara tidak sinambung
dengan cara ini setelah pemanasan bahan didiamkan sehingga spora bergeminasi
menjadi sel vegetatif, kemudian dipanaskan lagi untuk membunuh sel vegetatif
yangtidak tahan panas tersebut, didiamkan lagi, dipanaskan lagi, dan seterusnya
sehingga semua endospora terbunuh. Cara ini disebut tindalisasi.
·
Robert Koch (1843-1910)
menemukan pemakaian medium padat menggunakan pamdat gelatin untuk mengisolasi
suatu jenis jasad renik dari suatu campuran jasad renik. Untuk memadatkan
medium yaitu senyawa yang dihasilkan dari glumat laut yang mempnyai sifat
pemadat lebih baik dari gelatin. Teori ini dikenal sebagai postulat koch.
Fardias.srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta:Gramedia
pustaka utama
2.5 Menurut buku: Mikrobiologi Umum
2.5.1 Pro
·
Setelah leeuwenhoek
menyingkap rahasia alam tentang mikroba, timbul rasa ingin tahu para ilmuwan
tentang asal-usul mokroba tersebut. Beberapa orang percaya bahwa animalkules
timbul dengan sendirinya dari sari bahan-bahan mati, sedangkan yang lain
berpendapat bahwa mereka terbentuk dari benih yang selalu ada dari udara.
Pembentukan makhluk hidup dari benda tak hidup dikenal dengan generasi spontanea
atau teori abiogenesis..
·
Aristoteles berpendapat
bahwa makhluk-makhluk kecil berasal dari benda mati. Pedapat tersebut juga
dianut oleh Needham, yang membuktikan dengan eksperimen rebusan padi-padian,
daging, dan lainnya. Meskipun air rebusan tersebut ditutup rapat-rapat dalam
botol, namun tetap saja muncul mikroorganisme. Hal ini menunjukkan bahwa
kehidupan baru telah muncul
2.5.2 Kontra
·
Francesco Redi menunjukkan bahwa ulat berkembang biak dalam
daging busuk tidak akan terjadi bila daging disimpn di suatu tempat ditutup
dengan kasa halus, sehingga lalat-lalat tidak dapat menaruh telurrnya pada
daging tersebut.
·
Lazzaro Spallanzani
adalah orang yang menentang pendapat Aristoteles dan Needham pula. Ia berkata
bahwa perebusan dan penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan
Needham tidak sempurna. spallanzani sendiri merebus sepotong daging sampai
berjam-jam lamanya, kemudian air daging tersebut ditutup rapat-rapat di dalam
botol. Namun ia belum menemukan mikroorganisme baru.
·
Schultze memperbaiki
eksperimen Spallanzani dengan mengaliskan udara lewat suatu asam dan basa yang
keras ke dalam botol berisi kaldu yang telah direbus dengan baik. Kemudian
Shwann melakukan percobaan serupa dengan mengalirkan udara lewat pipa yang
dipanasi menuju botol yang berisi kaldu yang telah dipanasi berjam-jam. Namun
mereka berdua tidak menemukan adanya mikroorganisme di dalam kaldunya.
·
Schroeder dan Th. Von
Dusch melakukan eksperimen dengan menyaring udara yang menuju ke dalam botol
yang berisi kaldu, udara tersebut dilewatkan kedalam suatu pipa yang berisi
kapas yang steril . dengan demikian, ia menemukan mikroorganisme baru di dalam
kaldu dan dengan demikian muncullah teori biogenesis. Louis Pasteur melakukan
eksperimen dimana ia menggunakan suatu botol berisi kaldu dengan ditutup oleh
pipa yang melengkung seperti leher angsa. Dengan ini ia tidak menemukan
mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu. Maka ia menyimpulkan pendapat bahwa
omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo yaitu semua kehidupan berasal dari telur,
dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup.
·
John Tyndall merupakan
pendukung Pasteur. Tyndall melakukan percobaan dengan kaldu yang terbuat dari
daging dan sayuran segar. Ia mensterilisai dengan menaruh tabung-tabung air
kaldu di dalam garam yang mendidih selama 5 menit. Namun sari jerami kering
yang ia sterilisasi tidak sempurna. begitu pula ia mencoba dengan sari-sari
yang lain. Sesudah melakukan bermacam-macam percobaan, akhirnya ia menyadari
bahwa jerami kering mengandung spora bakteri yang ternyata beberapa kali lebih
tahan terhadap panas. Kemudian ia meneliti batas tahan spora tersebut. Ia
menemukan bahwa pemanasan sari jerami hingga 5,5 jam pun tidak dapat menjadi
steril. Ia menyimpulkan bahwa bakteri ada fase-fase tertentu, yaitu termolabil
dan termoresisten. Ferdinand Cohn, yang menunjukkan bahwa bakteri jerami dapat
membentuk endospora yang dibedakan secara mikroskopis dan resisten terhadap
panas. Lalu
Tyndall melanjutkan eksperimennya dengan mengembangkan suatu cara sterilisasi
dengan pemanas terputus yang kemudian disebut dengan Tyndalisasi. Ia
berpendapat bahwa memanaskan kaldu selama 1 menit, 5 kali berturut-turut akan
mendapatkan kaldu yang steril. Namun jika pemanasan selama 1 jam terus-menerus
akan mendapat kaldu yang tidak steril
Daftar Pustaka
Chan,E.C.S.,
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang:
Djambatan
Fardias, Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Sylvia T. Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi
Umum. Malang: UPT Muhammadiyah Malang
Waluyo, Lud. 2008. Teknik metode dasar mikrobiologi. Malang: UPT Muhammadiyah Malang
No comments:
Post a Comment