Saturday, 1 April 2017

Makalah Anatomi Fisiolologi Sistem Saraf

Makalah Anatomi Fisiologi
Sistem Saraf

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Saraf
Sistem saraf adalah adalah sistem organ yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
  • Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
  • Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
  • Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar
Sistem saraf pada secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. SST utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh.



2.3 Mekanisme Penghantaran Impuls Saraf
Impuls atau rangsang adalah pesan saraf yang dialirkan sepanjang akson dalam bentuk gelombang listrik. Impuls akan dihantarkan ke sistem saraf pusat. Mekanisme penghantaran saraf ini dibagi menjadi dua macam yaitu melalui membran sel atau membran saraf dan sinapsis.
2.3.1 Penghantar Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ionion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran plasma neuron lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membran plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi. Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membran plasma. Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik.
Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak  ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
2.3.2 Penghantar Impuls Saraf melalui Sinapsis
          Sinapsis adalah titik temu antara ujung neurit (akson) dari satu neuron dengan ujung dendrit dari neuron lainnya. Setiap ujung neurit membengkak membentuk bonggol yang sidebut bonggol sinapsis (synaptic knob). Pada bonggol sinapsis terdapat mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat kimianeurotransmitter yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke saraf lainnya. Ada berbagai macam neurotransmitter, antara lain asetilkolin yang terdapat pada sinapsis seluruh tubuh, noradrenalin yang terdapat pada sistem saraf simpatis, dandopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Penjalaran impuls melalui sinapsis, terlihat gelembung sinapsis (vesicles) yang membawa neurotransimtter sedang melepaskan isinya melalui celah sinapsis
          Antara ujung bonggol sinapsis dengan membran sel saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membran prasinapsis (membran dari bonggol sinapsis) dan membran postsinapsis (membran dendrit dari sel saraf selanjutnya atau membran efektor). Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran prasinaps, kemudian melepaskan isinya, yaitu neurotransmitter, ke celah sinapsis. Neurotransmitter menyeberang celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Zat kimia neurotransmitter ini akan mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran postsinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls telah diberikan ke serabut saraf berikutnya. Dengan demikian impuls saraf menyeberangi celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sel saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.
          Apabila neurotransimitter sudah melakukan tugasnya, maka ia akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinapsis. Misalnya apabila neurotransmitter berupa asetilkolin maka enzim yang akan menguraikannya adalah enzim asetilkolinesterase.
Penghantaran impuls oleh saraf ke saraf pusat memberikan reaksi tubuh berupa gerakan anggota tubuh. Gerakan tersebut terjadi karena proses yang disadari yang disebut juga gerak sadar atau gerakan biasa. Sementara gerak yang tidak disadari disebut gerak refleks.
Pada gerak sadar, impuls yang diterima oleh reseptor akan menjalar ke saraf sensori, selanjutnya dibawa ke otak untuk diolah. Hasil olahan di otak berupa tanggapan akan dibawa oleh saraf motor menuju ke efektor sehingga terjadilah gerakan. Contoh gerak sadar adalah melangkahkan kaki menuju suatu tempat, berlari, dan menyapu.
Gerak refleks melalui jalan singkat, yaitu diawali dari reseptor sebagai penerima rangsang, kemudian dibawa oleh sel konektor ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya diterima oleh sel saraf konektor (interneuron) tanpa diolah oleh otak, kemudian tanggapan akan dikirim oleh saraf motor menuju ke efektor. Jalannya impuls pada satu kegiatan refleks disebut lengkung reflex. Ada dua macam neuron konektor, yaitu neuron konektor di otak dan di sumsum tulang belakang. Contoh gerak refleks yang melalui neuron konektor otak, yaitu pupil mata mengecil saat terkena cahaya yang terang. Contoh gerak refleks melalui neuron konektor sumsum tulang belakang, yaitu kaki terangkat saat lutut dipukul.
2.4 Klasifikasi Sistem Saraf
Sistem saraf berdasarkan letak dan kedudukannya dapat dibedakan menjadi SSP (Sistem Saraf Pusat) dan SST (Sistem Saraf Tepi).
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial yaitu:
a.       Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu
b.      Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih
c.       Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1.    Sistem Saraf Pusat (SSP)
SSP terdiri atas otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Pada SSP terdapat cairan cerebrospinal yang terletak pada ventrikel otak dan kanalis medialis (sentralis). Cairan cerebrospinal berasal dari filtrasi darah oleh plexus choroideus (anyaman pembuluh darah). Cairan cerebrospinal berfungsi memberi nutrisi sel-sel otak dan medulla spinal. SSP dilindungi oleh suatu selubung kuat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas 3 lapisan dari luar ke dalam yaitu dura mater, arachnoid, dan pia mater.
a.  Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Otak tersusun atas berjuta-juta sel saraf dan sel pendukung yang disebut sel glia (neuroglia). Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Sel saraf otak terletak pada bagian tepi (kortek) sehingga membentuk lapisan berwarna kelabu yang disebut gray matter (substansia grisea atau benda abu-abu), sedangkan sel penyokong terletak didalam membentuk substansi putih yang disebut white matter (substansia alba atau benda putih). Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
1.      Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
-          Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
-          thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
-          hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.
2.      Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
3.      Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
-          Otak kecil (cerebellum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
-          Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
-          Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

b.      Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
2.      Sistem Saraf Perifer/Tepi (SST)
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang di dalam sarafnya terdiri dari sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
a.       Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
b.      Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.

Sistem saraf perifer dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Saraf  Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).

1.      Saraf kranial
Saraf kranial merupakan serabut saraf yang berasal dari otak. Berperan menjalarkan informasi sensoris dari reseptor yang ada di kepala ke otak, dan menjalarkan respons menuju ke efektor. Peran sensoris dan motoris otak dikontrol oleh nuklei yang kebanyakan terletak pada otak belakang dan otak depan. Ada 12 pasang serabut saraf kranial yaitu:
1. Saraf pertama (olfactorius): ke organ pembau
2. Saraf kedua (opticus): ke organ penglihatan
3. Saraf ketiga (occulomotorius): rangsang dari otot mata
4. Saraf keempat (trochlearis): rangsang dari otot mata
5. Saraf kelima (trigeminus): rangsang (sentuhan, nyeri, panas) dari wajah, hidung dan mulut
6. Saraf keenam (abducens): rangsang dari otot mata
7. Saraf ketuju (facialis): rangsang dari wajah
8. Saraf kedelapan (Accusticus): organ pendengaran dan keseimbangan
9. Saraf kesembilan (Glosopharyngeus): rangsang dari pangkal lidah dan tenggorokan
10. Saraf kesepuluh (Vagus): rangsag dari jantung, paru, saluran pencernaan
11. Saraf kesebelas (Accesorius): tidak memiliki sensoris, memiliki motoris
12. Saraf keduabelas (Hypoglosal): rangsang dari otot lidah
2.      Saraf spinal
Saraf spinal merupakan serabut saraf yang berasal dari medulla spinalis.

Saraf spinal terdiri atas 31 segmen. Berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi:
1. Saraf-saraf leher terdiri atas 8 segmen
2. Saraf-saraf dada terdiri atas 12 segmen
3. Saraf-saraf punggung terdiri atas 5 segmen
4. Saraf-saraf pinggul terdiri atas 5 segmen
5. Saraf-saraf ekor terdiri atas 1 segmen

b.      Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis).
1.      Parasimpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih
2.      Simpatik
• memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih
DAFTAR PUSTAKA
https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html
1/9/2016 pukul 3:22AM
1/9/2016 3:28 AM
1/9/2016 3:29 AM










No comments:

Post a Comment

Gizi Seimbang Pada Remaja

1.       Pengertian Gizi Seimbang Pada Remaja Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan ...