Saturday, 1 April 2017

Gizi Seimbang untuk Bayi dan Balita

GIZI SEIMBANG UNTUK BAYI DAN BALITA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, metabolisme, pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, serta menghasilkan energi (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:1). Sedangkan gizi seimbang nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak berlebihan, dan tidak kekurangan (samisshare.com, 2016).
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu sedangkan lemak berasal dari susu matur. Mineral yang diperlukan terdiri atas kalsium, pospor, klor, kalium dan natrium untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk vitamin yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan diet ibu. Gizi ibu yang kurang pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat berpengaruh pada pertumbuhan anak semasa balita (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:51-52).
Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:64).
Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya diperlukan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). Makanan pendamping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan dapat berupa makanan saring, makanan lunak, dan makanan padat. Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat sehingga kebutuhan gizi yang diperlukan berbeda dengan bayi maupun orang dewasa. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dan sedikit serat, untuk itu  menu seimbang yang diperlukan harus memperhatikan jumlah gula dan garam, porsi makan, kebutuhan energi dan nutrisi, serta susu pertumbuhan Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:53).
Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya. Ini dikarenakan dalam masa perkembangan kemampuan sistem pencernaannya berbeda-beda. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam dan pembentukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga (klinikgizi.com, 2014)
Pertumbuhan merupakan dasar untuk menilai kecukupan gizi bayi dan balita. Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat, meskipun pertumbuhan panjang juga digunakan. Faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak terdiri atas sebab langsung dan tak langsung. Sebab langsung meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan, sedangkan sebab tak langsung meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan sanitasi lingkungan (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:69-76).
Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat (Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K., 2011).

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut  ini rumusan masalah makalah.
1.        Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang?
2.        Bagaimana prinsip gizi untuk bayi dan balita?
3.        Bagaimana kebutuhan gizi yang cukup pada balita?
4.        Apa sajakah  macam-macam makanan untuk bayi dan menu seimbang untuk balita?
5.        Bagaimana cara pengelolaan makanan untuk bayi dan balita?
6.        Apa sajakah faktor yang memengaruhi pemberian makanan, pertumbuhan, dan perkembangan untuk bayi dan balita?
7.      Bagaimana pengaruh status gizi terhadap perkembangan dan pertumbuhan balita?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, berikut ini tujuan penulisan makalah.
1.        Untuk mengetahui pengertian  gizi dan gizi seimbang
2.        Untuk mengetahui prinsip gizi untuk bayi dan balita
3.        Untuk mengetahui kebutuhan gizi yang cukup pada balita
4.        Untuk mengetahui macam-macam makanan untuk bayi dan menu seimbang untuk balita
  1. Untuk mengetahui cara pengelolaan makanan untuk bayi dan balita
  2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pemberian makanan, pertumbuhan, dan perkembangan untuk bayi dan balita
7.      Untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap perkembangan dan pertumbuhan balita

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi dan Gizi Seimbang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:1). Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh manusia  dapat berjalan sebagaimana mestinya (caramedis.com, 2016). Secara klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyeimbangkan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh (Almatsier, S., 2001:3)
Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak berlebihan, dan tidak kekurangan. Nutrisi dan gizi yang dibutuhkan harus memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan, aktivitas tubuh, berat badan ideal, serta faktor usia. Susuanan gizi seimbang pada makanan digambarkan Yayasan Institut Danone Indonesia pada sebuah piramida makanan berbentuk kerucut dengan bagian utama yang disebut dengan Tri Guna Makanan atau tiga jenis makanan dengan tiga kegunaan yang berbeda. Urutan dari bawah keatas adalah zat tenaga, zat pengatur, dan zat pembangun (samisshare.com, 2016)
2.2  Prinsip Gizi untuk Bayi dan Balita
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori dalam susu matur. Mineral yang diperlukan terdiri atas kalsium, pospor, klor, kalium dan natrium untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk vitamin yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan dietyang dilakukan oleh ibu (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:51-52). Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Dalam keadaan darurat, bayi dan balita seharusnya mendapat MP-ASI untuk mencegah kekurangan gizi. Untuk memperolehnya perlu ditambahkan vitamin dan mineral (variasi bahan makanan) karena tidak ada makanan yang cukup untuk kebutuhan bayi.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok yang menunjukkan perkembangan yang pesat namun tersering menderita kekurangan gizi. Gizi ibu yang  kurang pada waktu konsepsi atau sedang hamil dapat berpengaruh pada pertumbuhan semasa balita. Bila gizi buruk maka perkembangan otaknya kurang dan akan berpengaruh pada kehidupan balita diusia prasekolah dan sekolah (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:62-63).
2.3 Kebutuhan Gizi yang Cukup pada Balita
Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:64).
Air Susu Ibu merupakan minuman sekaligus makanan yang mengandung banyak nutrisi yang baik dan sempurna jika dikonsumsi semenjak bayi lahir hingga mencapai usia 6 bulan. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh ASI diantaranya yaitu lectalbumin, lemak sehat juga zat antibody yang bermanfaat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Disarankan sekali kepada wanita yang baru melahirkan agar memberikan sang bayi ASI secara eksklusif selama 6 bulan. ASI eksklusif ini baik bagi daya tahan tubuh si kecil agar tidak terserang penyakit. (bidanku.com, 2016)
Pada usia 6-24 bulan angat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga semua kebutuhan gizinya harus terpenuhi. Anak juga baru diperkenalkan pada makanan pendamping ASI (MP-ASI). Zat gizi yang mereka perlukan adalah:
·         Energi berfungsi untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
·         Protein berfungsi untuk membentuk sel-sel baru yang akan menunjang proses pertumbuhan seluruh organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan otak, perbaikan jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan.
·         Lemak berperan penting dalam proses tumbuh kembang sel-sel saraf otak untuk kecerdasan anak.
·         Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kelembutan kulit, dan pertumbuhan optimal anak.
·         Vitamin C berfungsi untuk pembentukkan kolagen (tulang rawan), meningkatkan daya tahan tubuh,  dan penyerapan kalsium yang diperlukan untuk pembentukkan tulang dan gigi yang kuat.
·         Iodium/yodium berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh sehingga tidak mengalami hambatan seperti kretinisme/ kerdil.
·         Kalsium penting dalam pembentukkan tulang dan gigi.
·         Zinc/zat seng  untuk pertumbuhan, fungsi otak dan mempengaruhi respon tingkah laku dan emosi anak.
·         Zat besi diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan mempengaruhi penggunaan energi yang diperlukan tubuh.
·         Asam folat sangat penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang (klinikgizi.com, 2016)
2.4 Macam-macam Makanan untuk Bayi dan Menu Seimbang untuk Balita
Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya diperlukan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). Makanan pendamping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan dapat berupa makanan saring, makanan lunak, dan makanan padat. Macam-macam makanan untuk bayi:
a.       ASI (Air Susu Ibu)
ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayinya. Yang utama adalah perlindungan terhadap infeksi saluran cerna. Inisiasi menyusu dini, dalam waktu satu jam setelah lahir, melindungi bayi baru lahir dari infeksi sehingga menurunkan angka kematian bayi baru lahir. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi, dan sebagainya (doktersehat.com, 2016).
b.      MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP-ASI diantaranya :
o   Makanan Saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring, pepaya saring, tomat saring, dan lain-lain.
o   Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, contoh: bubur nasi, nasi tim, kentang puri, dan lain-lain.
o   Makanan Padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, kentang rebus, biskuit, dan lain-lain (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:53).
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat sehingga kebutuhan gizi yang diperlukan berbeda dengan bayi maupun orang dewasa. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dan sedikit serat, untuk itu  menu seimbang yang diperlukan harus memperhatikan jumlah gula dan garam, porsi makan, kebutuhan energi dan nutrisi, serta susu pertumbuhan. Menu seimbang yang harus terpenuhi adalah
a)      Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie.
b)      Buah dan sayur seperti pisang, pepaya, apel, jeruk, tomat, dan tomat.
c)      Susu dan produk olahan susu.
d)     Protein seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan.
e)      Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue mengandung omega 3 dan omega 6 yang penting untuk perkembangan otak (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:78-79).
2.5 Cara Pengelolaan Makanan untuk Bayi dan Balita
Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam dan pembentukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Untuk bayi umur 6-9 bulan perlu dikenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari dan menambahkan sedikit demi sedikit lemak seperti santan atau minyak kelapa untuk mempertinggi nilai gizi makanan. Untuk bayi umur 9-12 bulan mulai diberikan makanan selingan 1 kali sehari seperti pisang atau bubur kacang hijau. Bayi berumur 12-24 bulan mulai diberikan variasi makanan dan melatih menyapih dengan bertahap.
Untuk balita, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
1)      Karbohidrat
Anak dibiasakan untuk mengonsumsi beragam sumber karbohidarat, seperti nasi, beras merah, kentang, ubi, singkong, mie, bihun maupun jagung.
2)      Protein
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu. Pilih sumber protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.
3)      Lemak
Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging, ikan, minyak nabati.
4)      Vitamin Dan Mineral
Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin banyak vitaminnya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminnya semakin kaya. (klinikgizi.com, 2014)
2.6 Faktor yang Memengaruhi Pemberian Makanan, Pertumbuhan, dan Perkembangan untuk Bayi dan Balita
Faktor yang memengaruhi pemberian makanan pada bayi dan balita:
a)      Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
b)      Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
c)      Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
d)     Peran ayah dan anggota keluarga lain.
e)      Menentukan jadwal pemberian makanan bayi
f)       Umur
g)      Berat badan.
h)      Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
i)        Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
j)        Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan) (infogizi.com, 2016)
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita:
Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat, meskipun pertumbuhan panjang juga digunakan. Faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak terdiri atas sebab langsung dan tak langsung. Sebab langsung meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan, sedangkan sebab tak langsung meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan sanitasi lingkungan. Sepuluh faktor memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita:
a.       Genetik
b.      Saraf
c.       Hormon
d.      Gizi
e.       Kecenderungan sekuler
f.       Status sosial ekonomi
g.      Cuaca dan iklim
h.      Tingkat aktivitas
i.        Penyakit
j.        Cacat lahir (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:69-76).
2.7 Pengaruh Status Gizi Terhadap Perkembangan dan Pertumbuhan Balita
Status gizi pada masa balita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari orang tua, karena kekuragan gizi pada masa ini akan menyebabkan kerusakan yang irreversibel (tidak dapat dipulihkan) (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:76). Keadaan kurang gizi juga berasosiasi dengan keterlambatan perkembangan motorik. Tidak hanya kekurangan gizi, kelebihan gizi pun akan mengakibatkan obesitas dan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan (catursaptaningwilujeng.lecture.ub.ac.id, 2016). Status gizi dan balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak dengan berat badan standar dengan mengguakan pedoman WHO-NCHS. Sedangkan parameter yang cocok digunakan untuk balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:77).
Zat-zat gizi yang dikonsumi balita akan berpengaruh pada status gizi balita tersebut. Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat (Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K., 2011).






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.
1.      Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme sedangkan gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2.      Pemberian makanan pada bayi dan balita harus disesuaikan oleh umurnya. Bayi dan balita memerlukan beraneka ragam variasi makanan terutama mencakup pemberian karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
3.      Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
4.      Makanan yang baik bagi bayi adalah ASI, namun setelah 6 bulan dapat diberikan MP-ASI. Bagi balita menu seimbang yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein, sayur dan buah, serta susu dan olahannya.
5.      Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.
6.      Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat. Banyak faktor yang memengaruhinya yaitu sebab langsung dan tidak langsung.
7.      Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat.BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.
1.      Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme sedangkan gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2.      Pemberian makanan pada bayi dan balita harus disesuaikan oleh umurnya. Bayi dan balita memerlukan beraneka ragam variasi makanan terutama mencakup pemberian karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
3.      Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
4.      Makanan yang baik bagi bayi adalah ASI, namun setelah 6 bulan dapat diberikan MP-ASI. Bagi balita menu seimbang yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein, sayur dan buah, serta susu dan olahannya.
5.      Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.
6.      Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat. Banyak faktor yang memengaruhinya yaitu sebab langsung dan tidak langsung.
7.      Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat.
 BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.
1.      Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme sedangkan gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2.      Pemberian makanan pada bayi dan balita harus disesuaikan oleh umurnya. Bayi dan balita memerlukan beraneka ragam variasi makanan terutama mencakup pemberian karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
3.      Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
4.      Makanan yang baik bagi bayi adalah ASI, namun setelah 6 bulan dapat diberikan MP-ASI. Bagi balita menu seimbang yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein, sayur dan buah, serta susu dan olahannya.
5.      Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.
6.      Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat. Banyak faktor yang memengaruhinya yaitu sebab langsung dan tidak langsung.
7.      Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat.
 3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat ditarik saran berikut ini.
1.       Untuk ibu rumah tangga, setelah membaca makalah ini diharapkan untuk mengetahui lebih lanjut tentang gizi seimbang untuk bayi dan balitanya.
2.       Untuk pembaca, setelah membaca makalah ini diharapkan untuk menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat terutama ibu rumah tangga tentang gizi seimbang untuk bayi dan balita.



DAFTAR RUJUKAN

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
bidanku.com. Waktu yang Tepat dalam Memberikan Asi (http://bidanku.com/ waktu-yang-tepat-dalam-memberikan-asi) diakses pada 22 November 2016
caramedis.com. Pengertian gizi dan manfaatnya bagi tubuh manusia (http://www .caramedis.com/pengertian-gizi-dan-manfaatnya-bagi-tubuh-manusia/) diakses pada 20 November 2016
catursaptaningwilujeng.lecture.ub.ac.id. Gizi dan Balita (http://catursaptaningwilu jeng.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/GIZI-BAYI-DAN-BALITA_2_CSW. pdf) diakses pada 20 November 2016
doktersehat.com.Kebutuhan Nutrisi bagi Bayi dan Balita,(http://doktersehat.com/kebutuhan-nutrisi-bagi-bayi-dan-balita/), diakses pada 24 Oktober 2016.
Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. 2011. Hubungan status gizi dan perkembangan anak usia 1-2 tahun. Sari Pediatri, 13(2), 142-6.
infogizi.com. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan pada Bayi. (http://www.infogizi.com/68/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemberi an-makanan-pada-bayi.html) diakses pada 21 November 2016
klinikgizi.com. 2014. Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Anak Usia Di Bawah 5 tahun, (https://klinikgizi.com/2014/10/02/kebutuhan-gizi-dan-nutrisi-anak-usia-di-bawah-5-tahun/),  diakses pada 23 Oktober 2016.
Proverwati, A., & Wati, E,K. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
samishare.com. Pengertian Makanan Gizi Seimbang, (www.samiss hare.com /pengertian-makanan-gizi-seimbang-3144), diakses pada 25 Oktober 2016




1 comment:

  1. Konten yang sangat menarik dan bermanfaat.
    Kunjungi website kami untuk mendapatkan info lebih lanjut 👇

    Baby Food Market

    ReplyDelete

Gizi Seimbang Pada Remaja

1.       Pengertian Gizi Seimbang Pada Remaja Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan ...