Saturday 1 April 2017

Cerpen Bahasa Indonesia

Aku Rindu Kasih Sayang

Sepasang manik milikku ku sibukkan menatap langit malam, yang cerah tak secerah hatiku malam ini. Langit malam ini sangat indah, bertaburan bintang-bintang dan satu yang menarik perhatianku malam ini, berbentuk bulat dan berwarna kekuningan putih. “Sepertinya hari ini malam bulan purnama” pikirku. Disinilah aku, lantai atas rumah yang selama ini aku tempati yang tak pernah ada kata kenyamanan dalam hariku dirumah ini. Terdiam sendiri, di temani sinar bulan dan bintang-bintang dilangit cukup menghibur diriku. Kulihat jam di tanganku, sudah menunjukkan pukul 22.10. mungkin gadis-gadis seumuranku sudah bergelut manja dengan bantal dan kasur yang empuk dikamar, dan diantara mereka mungkin sudah menjelajahi alam mimpi yang indah. Tidak sepertiku malam ini, masih saja melamunkan apa saja yang terlintas tidak jelas. Mungkin sebagian orang tua mengecek anaknya sudah tidur ataukah belum. Tidak seperti diriku, mungkin tidak ada dan tidak peduli apakah aku sudah nyenyak menjelajahi alam mimpi ataukah belum. Tidak tidur saja, mungkin jika aku sudah kembali pada yang membentuk bulan dan bintangpun tidak ada yang peduli.
Untung saja, diriku bukanlah gadis yang nakal yang selalu berkeliaran malam-malam. Aku lebih suka seperti yang kulakukan saat ini. Hampir setiap malam kuhabiskan disini, di lantai atas rumah ini. Kebiasaan ini mulai muncul ketika ayah dan ibuku memutuskan untuk mengakhiri hubungannya, tepat 3 bulan yang lalu. Ibuku sudah pergi dari rumah ini, ayah setiap hari berkerja ke kantor dan pulang larut malam. Seperti malam ini, ayahku belum saja pulang. Aku pun tidak tahu apa yang dikerjakan ayahku selama ini. Sudah tidak ada yang mengkhawatirkanku, bahkan ibuku sendiri tak pernah menghubungiku selama ini. Jikalau bertemu hanya sekedar menyapa saja. Ya, memang dia bukan ibu kandungku, ibuku sudah diambil yang Kuasa 3 tahun setelah aku dilahirkan. Aku tidak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu sampai detik ini, hampir 17 tahun. Hanya ada nenekku selama ini yang menemani hariku selama ini, namun tetap saja seorang anak pasti butuh kasih sayang utuh dari orang tua kandungnya. “ Apa salahku Tuhan, aku ingin seperti teman-temanku yang selalu ditemani orang tua, yang selalu canda tawa setiap hari. Apa aku bisa merasakannya? Aku ingin merasakannya Tuhan.. tidakkah Kau kasihan kepadaku?” sontak air mataku mulai menetes dengan sendirinya.
“Fira, sudah malam nak. Apa kau tidak kedinginan? Besok masih sekolah, sebaiknya masuk dan cepat tidur nak..” kudengar nenek ku berkata padaku. Sontak aku menoleh dan cepat-cepat menghapus air mataku ini.
“Ah, nenek. Baik nek, sebentar lagi aku masuk kekamar kok” aku membalas perkataanya dengan menarik sedikit otot dipipiku ini.
 “Emm, Baiklah cepat kekamar. Sebentar lagi ayahmu pulang, pasti ia akan marah melihat anaknya ini belum tidur” katanya sambil mengelus kepalaku.
“Baiklah nek, ayo kita masuk!” balasku sambil menggandeng  nenek ku untuk kembali masuk kerumah.

 Ternyata masih ada yang peduli denganku, ah yaa aku mulai lupa kalau aku masih punya nenek yang peduli denganku ini. Walaupun ia tidak bisa menggantikan kasih sayang ibu yang selama ini kurindukan, setidaknya beliau masih dengan sabar merawatku dan menjagaku hingga saat ini. “Ah, lebih baik aku tidur saja” kataku sambil menghembuskan napas. Biarlah malam ini berlalu lebih cepat dan siap menyambut hari esok yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Gizi Seimbang Pada Remaja

1.       Pengertian Gizi Seimbang Pada Remaja Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan ...