Saturday 1 April 2017

Unsur-Unsur Komunikasi

Contoh Kasus

No
Uraian Kasus
Unsur-unsur Komunikasi
Analisis
2.
Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur menyatakan kasus gizi buruk pada anak meningkat. Selama 2016 terdapat 19 kasus gizi buruk anak anak Balikpapan atau meningkat empat kasus dari tahun sebelumnya.

"Selama tahun 2016, ada 19 kasus. Sedangkan 2015, ada 15 kasus dan 2014 hanya 10 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Balerina, Selasa, 31 Januari 2017.

Balerina mengatakan kasus gizi buruk anak-anak Balikpapan disebabkan rendahnya pengetahuan orangtua soal asupan gizi anak. Satu keluarga yang ayah dan ibunya bekerja, menurut dia, akhirnya mempercayakan penanganan anak-anaknya pada orang lain.

Pada akhirnya, anak-anak ini memperoleh asupan gizi sekadarnya dari orang yang dipercaya merawatnya. Mereka kurang memperhatikan asupan gizi seimbang guna pertumbuhan anak-anak.

"Mungkin ibunya terlalu sibuk. Dia tidak memahami sehingga anaknya tidak diberikan makanan bergizi. Dia pikir nasi dan kecap saja sudah," ujar dia.

Gizi buruk itu berdampak negatif pada pertumbuhan anak-anak beberapa tahun ke depan. Anak-anak relatif kurang memiliki ketahanan fisik guna melawan penyakit di sekitarnya, seperti batuk, pilek dan panas.

"Secara otomatis berat tubuh anak akan menyusut. Nah, itu sebabnya gizi buruk serta ada juga disebabkan faktor keturunan," kata Balerina.

Balerina mengatakan anak-anak penderita gizi buruk harus mendapatkan pemantauan rutin selama tiga bulan. Keluarga penderita akan mendapatkan formula gizi.

"Ini tidak boleh putus dan ada pemberian makanan tambahan. Gizi buruk ini harus dipantau terus karena tidak terjadi tiba-tiba dan pemulihan juga lama," ujar dia.

Pemkot Balikpapan mengalokasikan anggaran Rp 1,3 miliar guna membantu penanganan gizi buruk masyarakat. Alokasi anggaran untuk membantu keluarga Balikpapan yang anak-anaknya mengalami permasalahan gizi buruk.
(http://regional.liputan6.com/read/2843448/orangtua-sibuk-kerja-bisa-picu-anak-gizi-buruk?source=search)

Ringkasan: Terjadi peningkatan gizi buruk yang terjadi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Menurut Balerina (Kepala dinas Kesehatan Kota Balikpapan) kasus peningkatan tersebut terjadi karena rendahnya pengetahuan orang tua tentang asupan gizi yang diberikan kepada anaknya. Gizi buruk akan berdampak negatif pada pertumbuhan anak dan relatif kurang ketahanan fisik untuk melawan penyakit. Anak-anak penderita kurang gizi akan mendapatkan pemantauan rutin selama tiga bulan dan keluarga penderita akan mendapatkan formula gizi.
1. Sumber
Balerina (Kepala dinas Kesehatan Kota Balikpapan)
Pada kasus tersebut terdapat narasumber yaitu Balerina (Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan) yang berperan sebagai komunikator.
2. Pesan
·           Kasus gizi buruk yang meningkat
·           Penyebab gizi buruk pada anak-anak
·           Dampak negatif gizi buruk pada pertumbuhan
·      Kasus tersebut membahas tentang kasus gizi buruk yang terjadi di Kota Balikpapan Kalimantan Timur  pada 2016 yang mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya.
·       Penyebab kasus gizi buruk tersebut disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua soal asupan gizi pada anak. Karena orang tua sibuk untuk bekerja, akibatnya mereka mempercayakan penanganan anak pada orang lain sehingga anak tersebut memperoleh asupan gizi sekadarnya.
·      Gizi buruk akan berdampak negatif pada pertumbuhan anak dan relatif kurang ketahanan fisik untuk melawan penyakit. Anak-anak penderita kurang gizi akan mendapatkan pemantauan rutin selama tiga bulan dan keluarga penderita akan mendapatkan formula gizi.
3. Media
·      Catatan
·      Alat perekam (Hp)
·      Internet
·      Informasi tersebut disampaikan secara langsung oleh komunikator (Balerina) kepada komunikan (wartawan) melalui wawancara.
·      Wartawan mengunakan catatan dan alat perekam sebagai media untuk menyimpan informasi yang didapat dari narasumber atau komunikator
·      Internet juga digunakan oleh komunikan untuk mempublikasikan hasil wawancaranya melalui liputan6.com
4. Sasaran
·      Secara langsung: wartawan
·      Tidak langsung: para orang tua di Kota Balikpapan, masyarakat umum
·      Infomasi tersebut disampaikan kepada wartawan secara langsung sehingga terjadi komunikasi secara verbal
·      Informasi tersebut secara tidak langsung juga ditujukan kepada masyarakat umum terutama kepada orang tua supaya memperhatikan anak dengan memantau asupan gizi yang diberikan melalui makanan agar anak tersebut tidak menderita kurang gizi yang akan berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Umpan Balik
·      Mendengar
·      Mencatat
·      Menulis
·      Menyampaikan
·      Mengetahui
·      Respon yang dilakukan komunikan setelah mendengar komunikator menyampaikan pendapatnya adalah mencatat hal-hal penting yang didapat.
·      Untuk lebih lengkap komunikan merekam semua pembicaraan yang terjadi
·      Wartawan mempublikasikan hasil dari wawancaranya dengan tujuan agar sasaran yang tidak langsung dapat mengetahui apa yang telah komunikator sampaikan
·      Masyarakat mengetahui dapat memahami pentingnya asupan gizi yang diberikan pada anak saat masa pertumbuhan agar kasus kurangnya gizi dapat teratasi dan tidak terjadi lagi.


Sejarah Mikroorganisme dan Generasi Spontan


Sejarah Mikroorganisme
1.1  Menurut Buku: Teknik Metode Dasar Mikrobiologi
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723). Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. Mikroorganisme untuk pertama kali diketahui oleh Leeuwenhoek dengan menggunakan karya ciptaannya yaitu mikroskop. Dengan sarana ini ia mengamati mikroorganisme dalam air hujan, air laut, bahan pengorekan dari sela-sela gigi, campuran yang sedang berfermentasi dan berbagai bahan lainnya, kemudian ia menamakan hewan temuan pertamanya ini “hewan kecil” (animalcule). Sebelum ditemukan jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau hewan; belum terpikir adanya jenis-jenis peralihan. Namun dalam abad ke-19, menjadi jelaslah bahwa jasad renik memiliki semua kombinasi sifat-sifat tumbuhan dan hewan. Heckel pada tahun 1866 mengusulkan agar jasad renik ditempatkan dalam dunia terpisah, yakni protista ( artinya; kehidupan yang pertama), menurut Heckel, dalam protista tergolong Algae, Protozoa, Jamur, dan Bakteri. Namun pada pertengahan abad, teknik mikroskopi elektron yang baru mengungkapkan bahwa bakteri secara fundamental berbeda dari jamur, alga, dan protozoa dalam struktur sel. Ketiga kelompok memiliki struktur sel yang lebih maju, sama seperti sel-sel tumbuhan dan hewan yang dinamankan eukariotik, sedangkan bakteri memiliki struktur sel yang lebih primitif, yang dinamakan prokariotik.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik metode dasar mikrobiologi. Malang: UPT Muhammadiyah Malang

1.2  Menurut Buku: Dasar-dasar Mikrobiologi
Antoni Van Leeuwenhock (1632-1723) merupakan penemu mikroorganisme pertama kali, sekaligus pembuat alat mikroskop. Melihat mikroorganisme yang berasal dari kubangan dan jambangan bunga menggunakan mikroskop buatannya sendiri dengan perbesaran 300 kali. Dengan mikroskop dapat melihat aneka ragam hewan bersel satu yang diberi nama Infusoria atau “Hewan tuangan” (Dwidjoseputro, 1987:01)

1.3  Menurut Buku: Mikrobiologi Farmasi
Pada tahun 1664 ilmuwan Inggris Robert Hooke melalui mikroskopnya yang terdiri atas dua lensa sederhana mampu melihat ruang-ruang yang ia sebut sebagai sel, hal ini memicu munculya teori sel yang menyatakan bahwa seluruh makhluk hidup tersusun atas sel-sel. Namun karena belum terdapat pewarnaan membuat Hooke tidak dapat melihat mikroorganisme dengan jelas. Selanjutnya Ilmuwan Belanda Antonie van Leewenhock mungkin yang pertama kali mengamati benda hidup dengan menggunakan mikroskop lensa tunggal. Leewenhock menyebut benda yang diamatinya sebagai animalcules (hewan kecil) yang diperoleh dari sisa makanan yang menempel di giginya serta air hujan yang selanjutnya kita kenal sebagai bakteri dan protozoa.


1.4  Menurut Buku: Dasar-Dasar Mikrobiologi
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723) bukanlah orang pertama yang melihat mikrobe yang disebut bakteri dan protozoa, namun ialah yang pertama melaporkan pengamatan dan memberi keterangan dari gambar yang ia teliti. Ia melakukan pengamatan selama memburu hobinya untuk membuat mikroskop. Pada saat itu ia mengumpulkan air hujan dalam cawan lalu melakukan pengamatannya, ia mencatat bahwa ia melihat seribu makhluk hidup dalam air tersebut dan menyebutkan Animalkul tersebut adalah jenis terkecil yang pernah ia lihat sampai saat itu. Antony membuat gambar-gambar bakteri yang ditemukannya dari air hujan, air liur, cuka, dan substansi lain juga memberikan keterangan menarik pada gambar tersebut.
Chan,E.C.S., Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press) Buku Terjemahan
1.5  Menurut Buku: Mikrobiologi Pangan 1
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel yang sangat kecil di mana setiap selnya hanya dapat dilihat pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yanga sangat penting misalnya dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan, sehingga dapat diketaui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat unruk menghindari terjadinya kerusakan tersebut, mikrobiollogi juga penting dalam fermentasi makanan sanitasi, pengawasan mutu pangan dan sebagainya. adanya jasad renik didalam makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau menyebabkan keracunan bagi yangmengkonsumsinya.tetapi dalam makanan dan minuman pertumbuhan jasad renik justru dirangsang untuk mengubah komponen-komponen didalam baan pangan tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan.
       Sejarah mikrobiologi dimulai tahun 1674 ketika Anton van Leewenhoek (1632-1723) menemukan adanya kehidupan didalam setetes air danau yang diamati menggunakan suatu lensa gelas. Benda-benda yang disebut nani malcules tersebut telihat dalam bentuk, ukuran, dan warna. Teori tersebut adalah generasi spontan yang menyatakan bahwa makhluk hidup dapat terbentuk secara spontan dari benda-benda mati atau bahan organik yang telah mengalami pembusukan. Leewenhock mengamati adanya makhluk hidup pada berbagai bahan lainnya digunakan mikroskop sederhana yang diciptakannya. Ia menyimpulkan bahwa sel-sel hidup selalu berasal dari benih (germ).
Fardias.srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta:Gramedia pustaka utama
2.      Generasi Spontan
2.1  Menurut Buku: Dasar-dasar Mikrobiologi
2.1.1        Pro (Aristoteles dan Needham)
Aristoteles merupakan tokoh biologi yang berpendapat bahwa mahluk-mahluk kecil (mikroorganisme) terjadi begitu saja dan berasal dari benda mati. Selain itu Needham juga melakukan eksperimen seperti merebus padi-padain, daging, dan lain-lain lalu menaruh di dalam botol tertutup dan disimpan rapat-rapat namun dalam botol tersebut terdapat mikroorganisme. Sehingga Needham menyimpulkan jika kehidupan bersal dari benda mati. Kedua pendapat ini dikenal dengan teori abiogenesis atau teori generatio spontanca (mahluk-mahluk baru itu terjadi begitu saja). (Dwidjoseputro, 1987:02)

2.1.2        Kontra
·                                           Spallanzani (1729-1799)
Tokoh yang tidak sependapat dengan teori abiogenesis karena mengangap eksperimen Nedham kurang sempurna. Spallazani melakukan eksperimen seperti Nedham hanya saja perbedaannya terletak pada penutupan botol yang ditutup secara rapat-rapat. Eksperimen tersebut tidak menghasilkan mikroorganisme. Dari percobaan itu setengah orang tidak setuju karena menagnggap dalam botol tersebut tidak ada oksigen yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme. (Dwidjoseputro, 1987:02)
·                                           Schultze dan Schawn
Memperbaiki percoabaan Spallazani pada tahun 1836 dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras ke dalam suatu botot rebusan kaldu. Schwann pada tahun 1837 melakukan eksperimen serupa Schultze tetapi udara lewat pipa yang panas dan kalu telah dipanaskan berjam-jam. Kedua eksperimen tersebut tidak menghasilkan mikoorganisme. Namun masih ada keneratan dengan pendapat keduanya karena jalan udara yang lewat asam, basa, atau pipa panas telah mengalami perubahan sehingga mikroorganisme tidak memungkinnkan untuk tumbuh. (Dwidjoseputro, 1987:02)
·                                      H. Scroeder dan Th. Von Doch (1854)
Melakukan penyaringan udara dengan kapas steril yang diamsukan ke pipa sebelum meuju botol berisi kaldu. Eksperimen ini tidak menghasilkan mikroorganisme sehingga teori abiogenesis dianggap gagal. (Dwidjoseputro, 1987:03)
·                                      Louis Posteur (1865)
Melakukan eksperimen bersi kaldu yang ditutup pipa dengan yang melengkung seperti leher angsa dan tidak menghasilkan mikroorganisme. Dari percobaan ini masyarakat percaya bahwa tidak ada kehidupan baru yang berasal dari benda mati. Setelah percobaaan ini ada pendapat yang dikenal dengan “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang berati “semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang hidup”. (Dwidjoseputro, 1987:03)

2.2  Menurut Buku: Mikrobiologi Farmasi
2.2.1        Pro
Hingga pertengahan abad ke-19 banyak ilmuwan dan filsuf percaya bahwa makhluk hidup muncul secara spontan dari benda tak hidup yang dikenal sebagai teori generatio spontanea dan dipercaya sampai pada tahun 1668. Teori generatio spontanea pada mikroorganisme menguat pada tahun 1745 ketika John Needham memanaskan kaldu kemudian menempatkannya dalam botol tertutup, larutan kaldu yang telah dingin dikerumuni oleh mikroorganisme. Ia berpendapat bahwa mikroorganisme timbul secara spontan dari kaldu. Pendapat Needham didukung oleh pendapat Laurent Lavoisier yang menunjukkan pentingnya peranan oksigen bagi kehidupan.

2.2.2        Kontra
Seorang ilmuwan Italia Lazzaro Spallanzani menduga bahwa ada kemungkinan mikroorgnanisme dari udara telah masuk ke dalam kaldu milik Needham setelah kaldu tersebut didihkan. Spallanzani menunjukkan bahwa larutan kaldu yang diletakkan pada botol tertutup dan kemudian dipanaskan tidak menunjukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Atas percobaan Spallanzani, Needham membantahnya dengan menyatakan bahwa daya vital yang ada untuk terjadinya proses generatio spontanea telah dirusak oleh pemanasan dan tidak dapat masuk ke dalam kaldu karena adanya sumbat pada botol.
Seorang ilmuwan Italia bernama Francesco Redi pada tahun 1668 mendemonstrasikan penemuannya dengan melakukan percobaan menggunakan tiga buah tabung yang ditutup rapat dan berisi daging busuk serta tiga buah tabung terbuka yang juga berisi daging busuk. Hasil percobaannya menunjukkan adanya belatung di atas daging busuk pada tabung yang tidak tertutup dan tidak ditemukan adanya belatung pada tabung tertutup. Penganut teori generatio spontanea mengemukakan pendapat bahwa udara segar sangat diperlukan untuk terjadinya teori geeratio spontanea. Redi melakukan percobaan serupa untuk kedua kalinya dengan mengganti tutup tabung menggunakan kain tipis berlubang halus yang memungkinkan masuknya udara segar ke dalam tabung dan mencegah masuknya lalat. Pada percobaan ini Redi membuktikan bahwa belatung tidak terjadi secara mendadak dari daging yang busuk.
Pada tahun 1858, ilmuwan Jerman bernama Rudolf Virchow mengemukakan teori biogenesis, yang menyatakan bahwa semua sel hidup hanya dapat timbul dari sel hidup yang ada sebelumnya. Pada tahun 1861, ilmuwan Prancis bernama Louis Pasteur melakukan percobaan yang mendukung teori biogenesis. Pasteur mengisi bebrapa botol berleher pendek dengan kaldu sapi dan selanjutnya didihkan. Beberapa botol yang lain segera ditutup setelah kaldu mendidih. Setelah beberapa hari, pada botol yang terbuka ditemukan banyak kontamin mikroorganisme, sedangkan pada botol yang tertutup, tidak ditemukan kontaminan mikroorganisme.
Selanjutnya Pasteur meletakkan kaldu pada botol berleher panjang yang dibengkokkan menyerupai huruf S dengan bagian ujung terbuka. Kaldu didihkan dan didinginkan. Pada pengamatan selama beberapa minggu, tidak ditemukan adanya kontaminasi mikroorganisme pada kaldu. Desain botol yang unik pada percobaan Pasteur memungkinkan udara masuk ke dalam botol, namun leher botol yang melengkung menyebabkan mikroorganisme di udara yang dapat mengontaminasi kaldu terperangkap.


2.3  Menurut Buku Dasar-Dasar Mikrobiologi
2.3.1        Pro (John Needham)
Pada 1749, John Needham (1729-1781) melakukan percobaan dengan memasak daging (mendidhkan kaldu daging) dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan dan menyatakan bahwa ada jasad-jasad (mikroba) yang bersal dari daging tersebut.
2.3.2        Kontra
·         Lazaro Spallanzani (1729-1799)
Membuktikan bahwa teori abiogenesis tidak benar yaitu dengan mendidihkan kaldu daging dan tidak ditemukan jasad renik pada percobaan tersebut. Ia melakukan percobaan yang  sama dengan Needham namun udara dalam labu dikeluarkan.
·         Franz Schulze (1815-1873) dan Theodor Schwann (1810-1882) keduanya melakukan penelitian secara terpisah
Schulze melalukan udara melewati larutan asam pekat ke dalam labu yang berisi kaldu daging yang dididihkan. Schwann melalukan udara melalui tabung yang membara ke dalam labu berisi daging yang dididihkan. Di dalam masing-masing percobaan tersebut, pada labu itu tidak ada mikrobe yang ada karena telah terbunuh oleh asam dan panas. Mereka mengatakan bahwa asam dan panas mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan.
·         Schroder dan von Dusch
Sekitar tahun 1850 Schroder dan von Dusch melakukan percobaandengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas ke dalam labu yang berisi kaldu yang telah didihkan. Mikrobe disaring ke luar dari udara oleh serat-serat kapas  dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu sehingga tidak ada jasad renik yang tumbuh dalam kaldu tersebut.
·         John Tyndall
Pada awal tahun 1870-an Tyndall menciptakan sebuah kotak bebas debu dan menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril di dalamnya. Selama udara di dalam kotak tersebut bebas dari debu maka kaldu didalam tabungakan tetap steril juga. Partikel-partikel debu akan mengendap dan tertahan pada leher tabung yang menuju kotak. Dan inilah bukti bahwa mikrobe terbawa oleh partikel-partikel debu.
·         Louis Pasteur (1822-1895)
Secara teguh Pasteur menentang konsep generasi spontan. Ia melakukan percobaan dengan menyiapkan larutan nutien dalam labu yang dilengkapi lubang panjang dan sempit “leher angsa” kemudian memanaskan larutan tersbut dan udara-udara dibiarkan masuk. Tak ada mikroba dalam larutan itu.
Chan,E.C.S., Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press) Buku Terjemahan.
2.4 Menurut Buku: Mikrobiologi Pangan 1
2.4.1 Pro
Tidak ada
2.4.2 Kontra
·         Teori generasi spontan juga banyak ditentang oleh ilmuan-ilmuan lainnya diantaranya Francesco Redi (1626-1697) membuat percobaan dengan menutup sepotong daging dengan kasa halus untuk mencegah hinggapnya lalat yang dapat bertelur diatasnya. Setelah didiamkan dalam waktu tertentu, tenyata pada daging yang tidak ditutupi banyak ditutupi ulat yang berasal dari telur lalat, sedangkan pada daging yang ditutupi tidak terlihat adanya ulat.
·         Lazzaro spallanzani (1729-1799) membuat percbaan suspensi bahan organik didalam tabung gelas kemudian mendidihkannya. Cairan tersebut tidak rusak atau membusuk dan tidak mengandung sel-sel hidup. Sel-sel hanya bisa tumbuh jika tabung gelas dibuka sehingga cairan mengalami kontak denga udara diluar tabung yang merupakan sumber kontaminasi jasad renik. Hasil percobaan kedua peneliti terbukti bertentangan denga teori generasi spontan.
·         Nicolas appert tahun 1810 memenangkan hadiah sebanyak 12000 franc untu pertama kalinyaberhasil mengawetkan berbagai bahan pangan yang mudah rusak dengan proses pemanasan didalam tabung gelas atau botol.
·         Ilmuwan yang sangat menentang teori enerasi spontan adalah Louis Pasteur (1822-1895). Dalam tahun 1860, Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu gelas berbentuk bulat yang diisi ekstrak bahan organikatau larutan gula, pada ujung lehernya kemudian dipanskan dan ditiup sehingga membentuk pipa agak panjang berbentu huruf U. Setelah beberapa waktu kemudian tidak pernah terlihat adanya pertumbuhan jasad renik. Tapi jika leher labu dipatahkan dan dibiarkan terbuka dan terkontaminasi oleh udara dalam stu hari atau leih akan terlihat adanya pertumbuhan didalam tabung tersebut shingga cairan dialamnya menjadi busuk. Ternyata bentuk U dalam pipa pada leher dapat menahan masuknya jasad renik dari udara kedalam labu.Louis Pasteur juga dikenal sebagai teori pencegahan penyakit antraks dan rabies. Bahwa pemanasan dapat membunuh sel kahamir yang dapat menyebabkan kerusakan pada minuman tersebut. Penemuan ini dikenal proses pasteurisasi yang diterapkan pada anggur, nir dan produk-produk susu. Pateur mebuktikan bahwa hewan dapat diimunisasi terhadap penyakit antarks dan dalam tahn 1885 memperkenalkan cra pencegahan penyakit rabies.
·         John tyndall,menemukan bahwa pemanasan yang dilakukan oleh louis pasteur tidak cukup untuk membunuh semua jasad renik didalam suatu bahan karen abeberapa diantaranya sangat tahan panas. Ia menyimpulkan bahwa beberapa bakteri mungkin terdapat salah satu dari dua bentuk yaitu bentuk vegetatif yang tidak tahan pans dan mudah di bunuh dengan mendidihkan, dan bentuk endospora yang tahan panas dan tidak mati dengan perebuasan. Ferdinan Cohn  menemukan adanya endospora dan memuktikan sifat ketahanan panasnya. Tyndall kemudian mengembangkan cara untuk membunuh endospora sekalipun yang tahan panas. Caranya adalah dengan pemanasan bahan yang mengandung endospora scara tidak sinambung dengan cara ini setelah pemanasan bahan didiamkan sehingga spora bergeminasi menjadi sel vegetatif, kemudian dipanaskan lagi untuk membunuh sel vegetatif yangtidak tahan panas tersebut, didiamkan lagi, dipanaskan lagi, dan seterusnya sehingga semua endospora terbunuh. Cara ini disebut tindalisasi.
·         Robert Koch (1843-1910) menemukan pemakaian medium padat menggunakan pamdat gelatin untuk mengisolasi suatu jenis jasad renik dari suatu campuran jasad renik. Untuk memadatkan medium yaitu senyawa yang dihasilkan dari glumat laut yang mempnyai sifat pemadat lebih baik dari gelatin. Teori ini dikenal sebagai postulat koch.
Fardias.srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta:Gramedia pustaka utama
2.5 Menurut buku: Mikrobiologi Umum
2.5.1 Pro
·      Setelah leeuwenhoek menyingkap rahasia alam tentang mikroba, timbul rasa ingin tahu para ilmuwan tentang asal-usul mokroba tersebut. Beberapa orang percaya bahwa animalkules timbul dengan sendirinya dari sari bahan-bahan mati, sedangkan yang lain berpendapat bahwa mereka terbentuk dari benih yang selalu ada dari udara. Pembentukan makhluk hidup dari benda tak hidup dikenal dengan generasi spontanea atau teori abiogenesis..
·        Aristoteles berpendapat bahwa makhluk-makhluk kecil berasal dari benda mati. Pedapat tersebut juga dianut oleh Needham, yang membuktikan dengan eksperimen rebusan padi-padian, daging, dan lainnya. Meskipun air rebusan tersebut ditutup rapat-rapat dalam botol, namun tetap saja muncul mikroorganisme. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan baru telah muncul
2.5.2 Kontra
·        Francesco Redi  menunjukkan bahwa ulat berkembang biak dalam daging busuk tidak akan terjadi bila daging disimpn di suatu tempat ditutup dengan kasa halus, sehingga lalat-lalat tidak dapat menaruh telurrnya pada daging tersebut.
·        Lazzaro Spallanzani adalah orang yang menentang pendapat Aristoteles dan Needham pula. Ia berkata bahwa perebusan dan penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan Needham tidak sempurna. spallanzani sendiri merebus sepotong daging sampai berjam-jam lamanya, kemudian air daging tersebut ditutup rapat-rapat di dalam botol. Namun ia belum menemukan mikroorganisme baru.
·        Schultze memperbaiki eksperimen Spallanzani dengan mengaliskan udara lewat suatu asam dan basa yang keras ke dalam botol berisi kaldu yang telah direbus dengan baik. Kemudian Shwann melakukan percobaan serupa dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi menuju botol yang berisi kaldu yang telah dipanasi berjam-jam. Namun mereka berdua tidak menemukan adanya mikroorganisme di dalam kaldunya.
·        Schroeder dan Th. Von Dusch melakukan eksperimen dengan menyaring udara yang menuju ke dalam botol yang berisi kaldu, udara tersebut dilewatkan kedalam suatu pipa yang berisi kapas yang steril . dengan demikian, ia menemukan mikroorganisme baru di dalam kaldu dan dengan demikian muncullah teori biogenesis. Louis Pasteur melakukan eksperimen dimana ia menggunakan suatu botol berisi kaldu dengan ditutup oleh pipa yang melengkung seperti leher angsa. Dengan ini ia tidak menemukan mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu. Maka ia menyimpulkan pendapat bahwa omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo yaitu semua kehidupan berasal dari telur, dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup.
·        John Tyndall merupakan pendukung Pasteur. Tyndall melakukan percobaan dengan kaldu yang terbuat dari daging dan sayuran segar. Ia mensterilisai dengan menaruh tabung-tabung air kaldu di dalam garam yang mendidih selama 5 menit. Namun sari jerami kering yang ia sterilisasi tidak sempurna. begitu pula ia mencoba dengan sari-sari yang lain. Sesudah melakukan bermacam-macam percobaan, akhirnya ia menyadari bahwa jerami kering mengandung spora bakteri yang ternyata beberapa kali lebih tahan terhadap panas. Kemudian ia meneliti batas tahan spora tersebut. Ia menemukan bahwa pemanasan sari jerami hingga 5,5 jam pun tidak dapat menjadi steril. Ia menyimpulkan bahwa bakteri ada fase-fase tertentu, yaitu termolabil dan termoresisten. Ferdinand Cohn, yang menunjukkan bahwa bakteri jerami dapat membentuk endospora yang dibedakan secara mikroskopis dan resisten terhadap panas. Lalu Tyndall melanjutkan eksperimennya dengan mengembangkan suatu cara sterilisasi dengan pemanas terputus yang kemudian disebut dengan Tyndalisasi. Ia berpendapat bahwa memanaskan kaldu selama 1 menit, 5 kali berturut-turut akan mendapatkan kaldu yang steril. Namun jika pemanasan selama 1 jam terus-menerus akan mendapat kaldu yang tidak steril




Daftar Pustaka
Chan,E.C.S., Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan
Fardias, Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Sylvia T. Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UPT Muhammadiyah Malang

Waluyo, Lud. 2008. Teknik metode dasar mikrobiologi. Malang: UPT Muhammadiyah Malang

Gizi Seimbang Pada Remaja

1.       Pengertian Gizi Seimbang Pada Remaja Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan ...