MAKALAH FISIKA
“EFEK RUMAH KACA”
Disusun
Oleh:
Kelas
XI MIA 1
Ihza
Gupita Nurmala D (18)
SMA NEGERI 1 KEPANJEN
Jl.
Jendral Ahmad Yani 48 Kepanjen ' (0341) 395122 * 65163 Malang
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah. Makalah ini dibuat
sebagai hasil dari tugas yang diberikan oleh guru Fisika, Bapak Hari. Yang saya
susun berdasarkan tema yang diangkat yaitu tentang Efek Rumah Kaca. Kami
menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,tentu hasil karya
ini tidak mungkin luput dari kesalahan. Oleh karena itu saya meminta ma’af yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga
Allah SWT meridhoi hasil karya ini. Amin
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Kepanjen,
April 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar .....................................................................
i
Daftar isi .....................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
1
1.3 Tujuan Pembahasan .....................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Efek Rumah Kaca ......................................................................
2
2.2 Proses
Terjadinya Efek Rumah Kaca ...............................................................
4
2.3 Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca...........................................................
4
2.4 Dampak yang ditimbulkan
akibat terjadinya Efek Rumah Kaca...................... 5
2.5 5
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi Efek Rumah Kaca...........................
6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................... 8
Saran .................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari tahun ke tahun
jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan merasakan suatu
perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca menjadi
tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global atau
global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek
rumah kaca. Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan
kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah
menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi
panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa,
karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.
Akibatnya energi
panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali
ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke
bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi
normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah
kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan
bumi maka terjadilah pemanasan global.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca?
2.
Bagaimana
proses terjadinya Efek Rumah Kaca?
3.
Apa
yang menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca?
4.
Apa
dampak yang ditimbulkan dari Efek Rumah Kaca?
5.
Bagaimana
cara menanggulangi Efek Rumah Kaca?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
pengertian Efek Rumah Kaca
2. Mengetahui
bagaimana Efek Rumah Kaca tersebut bisa
terjadi
3. Mengetahui
penyebab terjadinya Efek Rumah Kaca
4. Mengetahui
dampak apa yang ditimbulkan oleh Efek Rumah Kaca
5. Mengetahui
solusi/cara/usaha untuk mengatasi Efek Rumah Kaca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Istilah Efek
Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah
iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca.
Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan
dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang
panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di
dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya.
Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah
gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Pengalaman petani
di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir.
Lapisan atmosfer terdiri dari, berturut-turut: troposfer, stratosfer, mesosfer
dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfer) adalah yang yang terpenting dalam
kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke
permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha,
beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Sedangkan lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali
ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke
dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan
gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari
51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah
mengalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh molekul gas dan partikel
debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan.
Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah
yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa
uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfer dan oleh karenanya, suhu udara di
troposfer dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah efek rumah kaca. Gas yang
menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.
Seandainya tidak
ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C terlalu
dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata
bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi
sesuai untuk kehidupan manusia.
Namun, ketika
pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka
sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik.
Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C
lebih.
Gas
Rumah Kaca
1.
Uap air
Uap air adalah gas
rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian
besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional,
dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air
kecuali pada skala lokal.
2.
Karbondioksida
Manusia telah
meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka
membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan
bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama,
jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat
perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian
3.
Metana
Metana yang
merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan
insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi
batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan
limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan
oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah
metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat
4.
Nitrogen
Oksida
Nitrogen oksida
adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini
telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5.
Gas
lainnya
Gas rumah kaca
lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi
dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk
selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture),
dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang
masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain
mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang
melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet
2.2 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca
Proses terjadinya
efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari. Kurang lebih
30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan
diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di
atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari
tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya. Energi
yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi inframerah,
gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi inframerah
ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian
kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa permukaan
bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan semacamnya.
Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
2.3 Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous
Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur
hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Kenaikan konsentrasi gas
CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara
dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan
laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk
ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi
Energi yang
diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan
permukaan bumi.Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh
molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan (CH4), dan
ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan
oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik,
terjadilah efek rumah kaca. . Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan,
dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi
tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2,
yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang
peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
2.4 Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya Efek Rumah
Kaca
Efek Rumah Kaca
menyebabkan dampak yang ditimbulkan pada bumi ini. Dampak positif maupun
negatif.
Dampak
Positif Efek Rumah Kaca:
§ Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan
di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat
menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi
tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah
kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C,
suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia.
Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih
tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai
bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
§ Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia
menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil,
penggunaan listrik.
§ Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi
sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan
kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan
oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota
besar mulai dilakukan.
§ Manusia menjadi kreatif, karena mengolah
limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.
Dampak
Negatif Efek Rumah Kaca:
§ Meningkatnya suhu permukaan bumi akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
§ Efek rumah kaca menyebabkan pemanasan global yang
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut.
§ Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.
§ Efek
rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi
menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan
dan petani dalam menentukan masa panen.
§ Penyakit tropis menyebar, malaria, demam
dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah
dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas.
Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker
kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup
daerah yang semakin luas.
§ Semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati
dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan,
waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan
makanan mereka.
2.5 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi Efek Rumah Kaca
o Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari
bahaya efek rumah kaca, tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap
orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan perubahan perilaku pada
dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari.
o Penggunaan alat listrik dengan tepat dan
benar
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena
letak pembangkit yang jauh, sehingga asap polusinya tidak kita rasakan.
Pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi yang besar karena masih
menggunakan bahan bakar fosil untuk prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik
di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri adalah bahan bakar yang
paling kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga,
listrik menyumbang 26 % total emisi yang dihasilkan di Indonesia. Cara yang
tepat dan benar menggunakan listrik:
v Menghemat penggunaan Listrik
v Memadamkan listrik jika sedang tidak
digunakan.
v Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan
lampu sensor cahaya untuk lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati
secara otomatis tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk
penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik
juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global
v Menggunakan timer agar televisi otomatis mati
saat ketiduran.
v Memakai alat-alat elektronik dengan cara
bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
o Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
o Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji
emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.
o Go green. Untuk mengatasi pengurangan polusi udara
pada di atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman
tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang
banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu
juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan membuat
taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.
o Mengurangi penggunaan sampah
o Memisahkan antara sampah organik dengan
sampah non organik. Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas, maka
akan mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa
dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau didaur
ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang
kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
o Menghemat penggunaan kertas. Setiap harinya
sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27.000 batang kayu. Pada tahun
2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu yang diambil dari
hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu hektar per hari.
Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan penyumbang emisi terbesar,
yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia. Diantaranya diakibatkan oleh
kegiatan pabrik kertas. (Kementerian Lingkungan Hidup, 1999)
o Mengurangi penggunaan tisu
o Mengurangi konsumsi daging sapi Dengan
banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin banyak pula sapi
di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO2 dan pembusukan
kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi, maka akan
semakin banyak jumlah kotorannya.
o Mendaur ulang keertas, plastik, dan logam
o Membuat kompos
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah
gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang
seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan
menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Gas-gas rumah kaca
itu antara lain : Uap air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya
berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22), klorofluorokarbon (CFC) , PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).Akibat yang ditimbulkan dari
efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak
yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk
hidup.
Beberapa solusi untuk mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan
dari pihak pemerintah dan masyarakat
untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. Dari pemerintah dapat dilakukan
dengan membuat kebijakan untuk mengajak masyarakat dalam menanggulangi efek
rumah kaca. Sementara masyarakat dapat melakukan kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan penggunaan alat listrik,
keefisienan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara menghemat BBM, Go green
dengan reboisasi atau penanaman pohon, pengelolaan sampah dengan tepat dan
benar.
3.2
Saran
Semoga setelah membaca makalah ini para
pembaca dapat mengeahui apakah itu efek rumah kaca, penyebabnya dan apa yang
ditimbulkannya. Dan semoga pembaca mengerti dan paham apa yang harus dilakukan
saat ini pada bumi ini, karena bahaya
efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun, jika
upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara
bersama-sama dan terus-menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat
dikurangi. Dalam penulisan makalah ini mungkin ada kekurangan
atau kesalahan dalam pembahasan materi yang disajikan. Mohon agar kesalahan dan
kekurangan yang ada agar dimaklumi, karena keterbatasan pengalaman dan
sumber-sumber yang kami miliki. Atas perhatian dan kesediaanya membaca makalah
ini, saya sampaikan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/
http:// nopph™.blogspot.com/2014/09/makalah-efek-rumah-kaca.html
No comments:
Post a Comment