BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah
kesehatan yang ada di Indonesia. Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1
juta penduduk di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium. Konsekuensi
dari kekurangan yodium disebut Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), mencakup
keterbelakangan mental yang permanen, gondok, kegagalan reproduksi,
meningkatnya kematian anak dan penurunan IQ poin lebih rendah dibandingkan yang
cukup yodium. Untuk mengatasinya, penanggulangan GAKY difokuskan pada
peningkatan konsumsi garam beryodium (DepKes, 2010).
Selain berupa pembesaran
kelenjar gondok dan hipotiroidi, kekurangan yodium jika terjadi pada wanita
hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan.
Jika terjadi pada bayi yang lahir akan mengakibatkan gangguan perkembangan
syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat
berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya
produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan
sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan.
Upaya pencegahan dan
penanggulangan GAKY dilakukan dengan memberikan unsur yodium. Dosis cukup memadai
atau adekuat, diberikan secara terus menerus atau kontinyu serta dapat mencapai
semua segmen penduduk khususnya yang rawan (daerah endemis). Pada kenyataannya,
masih banyak ditemukan berbagai masalah dalam pelaksanaan program garam
beryodium ini, antara lain yaitu garam non yodium masih beredar di pasaran,
kesadaran masyarakat tentang manfaat garam beryodium masih belum baik, masih
rendahnya kualitas garam beryodium, kesadaran sebagian produsen garam masih
belum baik, pengawasan mutu belum dilaksanakan secara menyeluruh dan terus
menerus serta belum diberlakukan sanksi yang tegas (digilib.esaunggul.ac.id,
2017)
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, berikut
rumusan masalah pada makalah.
1. Apakah
yang dimaksud dengan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
2. Apakah
faktor penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
3. Bagaimana
epidemiologi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
4. Bagaimana
perjalanan penyakit Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
5. Bagaimana
klasifikasi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
6. Apakah
dampak yang ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
7. Bagaimana
cara penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
berikut tujuan penulisan makalah.
1. Untuk
mengetahui pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
2. Untuk
mengetahui faktor penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
3. Untuk
mengetahui epidemiologi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
4. Untuk
mengetahui perjalanan penyakit Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
5. Untuk
mengetahui klasifikasi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
6. Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
7. Untuk
mengetahui cara penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh
kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama (Adriani, M., & Wirjatmadi,
B., 2012). Sementara menurut Depkes RI (2004), GAKY merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek yaitu
perkembangan kecerdasan, perkembangan sosial dan dan perkembangan ekonomi (indonesian-publichealth.com,
2017). Semakin besar angka prevalensi masalah GAKY, maka akan semakin
menurunkan potensi sumber daya manusia.
GAKY adalah salah satu masalah gizi yang masih terdapat di
Indonesia, akibat kurangnya asupan yodium sehingga terjadi gangguan hormonal
yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan mental,
gangguan system persyarafan, termasuk gangguan bicara dan pendengaran (gizi.depkes.go.id,
2017)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian
efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri
dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh
gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang
dewasa (Supariasa,2001). Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga
merupakan defisiensi yodium yang berlangsung lama akibat dari pola konsumsi
pangan yang kurang mengkonsumsi yodium sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar
tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar membesar sehingga menyebabkan
gondok (dinkes.pidiekab.go.id, 2017)
Pada umumnya masalah ini lebih banyak terjadi di daerah
pegunungan, di mana makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi
makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah
dengan kadar yodium yang rendah. Masalah gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara lansung
memengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia. Kelompok masyrakat yang
sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium adalah wanita usia subur
(WUS), ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah (Adriani, M., & Wirjatmadi, B., 2012).
Gambar
2.1 Orang terkena Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(Sumber:
www.slideshare.net )
2.2 Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)
Terdapat
dua penyebab GAKY, penyebab langsung dan tidak langsung.
2.2.1
Penyebab langsung:
·
Akibat kekurangan zat yodium
Kekurangan
yodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Bila tubuh kekurangan yodium, kadar
tiroksin dalam darah menjadi rendah. Kadar tiroksin yang rendah akan merangsang
kelenjar pituitary untuk memproduksi lebih banyak hormon yang disebut TSH
(tyroid stimulating hormon). Hormon TSH menyebabkan kelenjar tiroid membesar
karena jumlah dan ukuran sel-sel epitel membesar (Adriani, M., &
Wirjatmadi, B., 2012).
·
Bahan Goitrogenik
Zat goitrogenik
adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan fungsi hormon tiroid secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik menghambat uptake
yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat
menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Ada dua jenis zat
goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:
o
Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis,
kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut
o
Isotiosianat terdapat pada kobis.
Berdasarkan
mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon dan
kelenjar tiroid terhadap bahan-bahan goitrogenik. Bahan tersebut adalah sebagai
berikut :
o
Kelompok tiosianat, dimana mekanisme
kerjanya memperngaruhi transportasi yodium. Misalnya : rebung, ubi jalar.
o
Kelompok tiroglikosid, dimana mekanisme
kerjanya mempengaruhi oksidasi, organofikasi, dan coupling. Misalnya : bawang
merah, bawang putih, bassica dan yellow turnips.
o
Kelompok akses iodida, dimana mekanisme
kerjanya mempengaruhi protealisis, pelepasan, dan halogenasi. Misalnya :gangguan
asupan yodium lebih dari 2 gram sehari akan menghambat sintesis dan pelepasan
hormon (dinkes.pidiekab.go.id, 2017)
Sayur-sayuran khususnya jenis lobak dan kubis
mengandung proguitrin, dan dengan bantuan senyawa zat proguitrin ini diubah
menjadi potrin yang merupakan zat antitiroid yang aktif. Proguitrin terdapat
dalam sayuran ini tidak tahan panas, akan tetapi dalam usus karena adanya
aktivor (sejenis bakteri) mengakibatkan goitrin
yang akan tetap terbentuk meskipun telah dimasak. Dalam diet normal tidak akan
membahayakan, tetapi bila yang dikonsumsi sayuran saja dan dalam jangka waktu
yang lama akan timbul gondok akibat konsumsi kubis yang berlebihan. Menurut
jenis asalnya zat goitrogenik dibagi menjadi dua macam, yaitu:
o
Zat goitrogenik alami, adalah linamarin pada singkong, getah pada labu
siam, kulit ari kacang, kubis, dan belerang dari gunung berapi.
o
Zat goitrogenik non-alami, goitrogenik
dari bahan tercemar, yaitu kelebihan pupuk urea, pestisida, dan bakteri E.Coli.
Menurut mekanismenya ada dua tipe zat goitrogeni,
yaitu:
o
Tipe Perchlorate
Cara kerjanya adalah dengan
mencegah penimbunan hormon oleh kelenjar tiroid dan memperbesar pelepasan
yodium yang telah diikat dengan ikatan organik. Yang termasuk tipe ini adalah perchlorate, chlorate, nitrat dan
sebagainya.
o
Tipe Thioracil
Cara kerjanya adlah dengan
menghambat iodinasi dengan menghambat peroksidase, sehingga proses perubahan
dari monoiodotirosin ke diiodotirosin juga terhambat. Yang termasuk jenis tipe
ini adalah carbamasole phenozone (Adriani, M., & Wirjatmadi, B., 2012).
·
Defisiensi Protein
Sel tiroid
adalah sel kelenjar yang mengekskresi protein dalam bentuk gikoprotein besar
yang dinamkan tiroglobulin. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam
amino tirosin, dan tirosin merupakan substrat penting yang berikatan dengan
yodium untuk membentuk hormon tiroid. Horimn tiroid ini terbentuk dalam molekul
tiroglobulin, yaitu residu asam amino tirosin, hormon tiroksin (T4), dan
triiodotironin (T3) yang merupakan bagian molekul tiroglobulin (Adriani, M.,
& Wirjatmadi, B., 2012).
·
Unsur Sekelumit (Trace Element)
Ada beberapa
unsur sekelumit seperti timah (Pb), rubidium (Rb), air raksa (Hg), dan tembaga
(Cu) serta unsur sekelumit tertentu lainnya yang berkaitan dengan kasus GAKY. Asupan
berlebihan dari unsur-unsur ini akan membentuk ikatan kuat dengan yodium dalam
tubuh, sehingga terbentuk senyawa kompleks yang sulit dipecahkan yang berakibat
yodium dalam tubuh tidak dapat digunakan, pada akhirnya berdampak pada
kurangnya hormon tiroid yang akan terefleksi dengan meningktnya produksi TSH (Adriani,
M., & Wirjatmadi, B., 2012).
·
Ekses Yodium
Asupan dalam
sehari harus menjamin kadar Plasma Inorganik Iodine (PII) 0,10 µg/dl. Kadar
Plasma Inorganik dibawah 0,08 µg/dl pasti menimbulkan gondok. Untuk menjadi
kadar diatas 0,10 µg/dl maka asupan yodium minimal 70 µg/hari (Adriani, M.,
& Wirjatmadi, B., 2012).
·
Genetik
Faktor genetik
dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKY dan mempunyai
kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid, contohnya ada
kecenderungan bahwa penderita gondok lebih banyak wanita daripada pria. Faktor
genetik banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid.
Penyebab genetik lain adalah sejumlah cacat metabolik yang diturunkan, yang
melukiskan kepentingan berbagai tahapan dalam biosintesis hormon tiroid. Cacat
ini adalah cacat pada pengangkutan yodium, cacat pada iodinasi, cacat
perangkaian, defisiensi deiodinasi, dan produksi protein teriodinasi yang
abnormal (dinkes.pidiekab.go.id, 2017).
2.2.2
Penyebab Tidak Langsung
·
Faktor Geografis
Beberapa kemungkinan yang dapat
menyebabkan rendahnya kandungan yodium dalam tanah:
1. Adanya
erosi yang menyebabkan yodium hilang ke laut
2. Tanah
sarang (tanah lahr, kapur) yang tidak dapat menyimpan air, sehingga air bersama
yodium yang larut di dalamnya akan meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam
3. Eksploitasi
tanah yang berlebihan dan pencemaran limbah tanah pertanian sehingga tanah
telalu asam/basa (Adriani, M., & Wirjatmadi, B., 2012).
·
Faktor Non Geografis
Berperan penting untuk daerah
dengan suplai makanan utama, di mana daerah tersebut suplai makanannya sangat
tergantung dari daerah lain, dimana daerah tersebut termasuk daerah gondok
endemis yang air dan tanahnya mengandung yodium yang rendah (Adriani, M., &
Wirjatmadi, B., 2012).
2.3 Epidemiologi Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Penderita GAKY
pada umumnya banyak ditemukan di daerah pegunungan, di mana makanan yang
dikonsumsi sangat bergantung dari produksi makanan dari tanaman yang tumbuh
pada kondisi kadar yodium yang rendah di tanah. Pada akhir-akhir ini dilaporkan
bahwa kejadian gondok juga ditemukan di wilayah dataran rendah termasuk daerah
pantai dan perkotaan.
Meluasnya daerah
gondok tersebut diasumsikan sebagai akibat adanya degradasi lingkungan,
lahan-lahan yang sebelumnya kaya kandungan yodiumnya menjadi tercemar karena
limbah industri atau pemakaian pestisida berlebihan (Adriani, M., &
Wirjatmadi, B., 2012).
2.4 Perjalanan Penyakit Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Pada saat ini
struma (pembesaran kelenjar tiroid) diidentikkan dengan defisiensi yodium,
namun kenyataannya kekurangan yodium tidak hanya menimbulkan pembesaran
kelenjar tiroid akan tetapi juga mengakibatkan gambaran klinik lainnya, seperti
penderita tampak kurus, sering disertai jantung yang berdetak, dan lain-lain.
Yodium merupakan
komponen struktural dari hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Yodida yang terdapat dalam bahan makanan dan dikonsumsi oleh manusia, di dalam
kelenjar tiroid akan diubah menjadi tiroksin.
Jumlah tiroksin
yang dikeluarkan dan dialirkan dalam peredaran darah disesuaikan dengan
kebutuhan jaringan. Apabila kadar tiroksin dalam darah menurun akan merangsang
kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin kembali hingga kadar dalam darah
normal kembali. Rendahnya kadar tiroksin dalam darah yang lama akan
mengakibatkan kerja kelenjar tiroid menjadi keras untuk mengkompensasi
kebutuhan tiroksin secara normal dalam tubuh. Akibatnya akan terjadi hipertropi
dan hiperplasi dari kelenjar tiroid, sehingga kelenjar tersebut tampak
membesar.
Gangguan akibat
kekurangan yodium merupakan rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh
kembang manusia. Semakin berat kekurangan yodium, semakin banyak komplikasi
yang ditimbulkan.
2.5 Klasifikasi Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
· Pemeriksaan
Kelenjar Tiroid
Pemeriksaan
palpasi merupakan parameter klinis yang dgunakan untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid. Palpasi adalah cara perabaan yang biasa digunakan untuk
menentukan pembesaran kelenjar gondok. Dengan cara palpasi ini dapat ditentukan
berat ringannya GAKY. Untuk mengetahui pembesaran gondok dapat digunakan
klasifikasi PAHO Scientific Group sebagai berikut:
Tabel 2.5.1
Pemeriksaan Tingkat Pembesaran
Kelenjar Tiroid (McLaren)
Tingkat Pembesaran Kelenjar
Tiroid
|
Deskripsi
|
OA
|
Belum
ada pembesaran
|
OB
|
Pembesaran
dapat diraba, tetapi belum terlihat pada posisi kepala tengadah
|
I
|
Pembesaran
terlihat pada posisi tengadah
|
II
|
Pembesaran
terlihat pada posisi kepala normal
|
III
|
Pembesaran
terlihat dari jauh
|
Klasifikasi yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel
2.5.2
Klasifikasi
Tingkat Pembesaran Kelenjar Tiroid
Tingkat Pembesaran kelenjar
Tiroid
|
Deskripsi
|
O
|
Normal
|
IA
|
Kelenjar gondok
teraba, lebih besar dari ruas terakhir ibu jari tengah penderita
|
IB
|
Kelenjar gondok
terlihat bila penderita tengadah
|
II
|
Kelenjar gondok
terlihat pada posisi kepala normal
|
III
|
Kelenjar gondok cukup
besar dapat dilihat pada jarak 100m
|
Adapun
klasifikasi sederhana yang digunakan oleh WHO
Tabel
2.5.3
Klasifikasi
Tingkat Pembesaran Kelenjar Tiroid (WHO)
Tingkat Pembesaran kelenjar
Tiroid
|
Deskripsi
|
O
|
Tidak ada pembesaran
|
I
|
Ada pembesaran tetapi
tidak terlihat
|
II
|
Ada pembesaran dan
terlihat pada posisi normal
|
· Pemeriksaan
kadar yodium dalam urine
Pemeriksaan
kadar yodium dalam urine merupakan parameter biokimia untuk menentukan tingkat
konsumsi yodium. Cara ini lebih sensitif untuk mengetahui kekurangan yodium,
yaitu dengan pemeriksaan kandungan yodium dalam urine (air kencing).
Pemerikasaan ekskresi yodium dalam urine dinyatakan dalam mikrogram. Adapun
klasifikasinya menurut WHO (1994) sebagai berikut:
o
Derajat I: Endemia gondok dengan
ekskresi yodium dalam urine rata-rata 50-99 mikrogram per liter kreatinin. Pada
derajat ini hormon tiroid cukup untuk perkembangan mental dan fisik normal
o
Derajat II: Endemia gondok dengan
ekskresi yodium dalam urine rata-rata 20-49 mikrogram perliter kreatinin.
o
Derajat III: Endemia gondok dengan
ekskresi yodium dibawah 20 mikrogram per liter keatinin.
Tabel
2.5.4
Kriteria
Nilai Median Yodium Urine dalam Menetapkan Tingkat Endemis dari Suatu Populasi
Nilai
Median Yodium Urine
(µg/l)
|
Tingkat
Endemisitas
|
<20,0
|
Berat
|
20,0-49
|
Sedang
|
50,0-99
|
Ringan
|
≥100,00
|
Normal
|
· Pemeriksaan
Hormon Tiroid
Pemeriksaan hormon tiroid dalam
darah antara lain hormon tiroksin (T4) triodotiroksin (T3) dan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada
pemeriksaan ini menggambarkan, bila status yodium rendah dalam darah maka
konsentrasi TSH dalam darah meningkat.
Tabel
2.5.5
Kriteria
Nilai TSH dalam Menetapkan Endemisitas
Kadar TSH
mU/l Darah (%)
|
Tingkat Endemisitas
|
3,0-19,9
|
Ringan
|
20,0-39,9
|
Sedang
|
≥40,0
|
Berat
|
· Pemeriksaan
Tiroglobulin
Setiap molekul tiroglobulin (TGB)
mengandung asam amino tiroksin, tiroksin merupakan substrat utama yang
berkaitan dengan yodium untuk membentuk hormon tiroid. Pemeriksaan serum
tiroglobulin ini dapat menggambarkan masukan yodium dan lebih sensitif dari
TSH, dengan pemasukan yodium yang tidak cukup maka kadar median serum TGB
dibawah 10 mg/ml.
Tabel
2.5.6
Indikator
dan Kriteria untuk Menentukan Tingkat Endemisitas GAKY di Masyarakat
No
|
Indikator
|
Sasaran
|
Tingkat Endemisitas
|
||
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
|||
1
|
Tingkat
pembesaran kelenjar gondok >0
|
AS
|
5,0-9,9%
|
20,0-29,9%
|
>30%
|
2
|
Nilai
median urine yodium (µg/l)
|
AS
|
50-99
|
20-49
|
<20
|
3
|
TSH
> 5 mU/l darah
|
Neonatus
|
3,0-19,9%
|
20,0-39,9%
|
≥40,0%
|
4
|
Median
TGB (ng/m/serum)
|
A/D
|
10,0-19,9
|
20,0-39,9
|
>40,0%
|
Keterangan:
AS: Anak Sekolah
A/D: Anak/Dewasa
2.6 Dampak yang Ditimbulkan Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Menurut WHO
(2001), kekurangan yodium terjadi pada saat konsumsi yodium kurang dari yang
direkomendasikan dan mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi
hormon tiroid dalam jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang rendah di dalam
darah mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang bersifat
merusak secara kumulatif. Keadaan ini sering disebut dengan nama Iodium
Deficiency Disorder (IDD) (indonesian-publichealth.com, 2017).
Menurut WHO
(2001), dampak yang ditimbulkan GAKY cukup luas, mulai pada janin sampai
dewasa. Spektrum yang ditimbulkan akibat GAKY menurut WHO, sebagai berikut :
Tabel 2.6.1
Spektrum GAKY Menurut WHO
Masa
Terjadinya GAKY
|
Kemungkinan
Dampak yang Terjadi
|
Janin
|
Abortus, lahir mati,
cacat bawaan, kematian perinatal,kematian bayi, kretin neurologi
(keterbelakangan mental, bisu, tuli, mata juling, lumpuh spastik pada kedua
tangkai), kretin myxedematus (keterbelakangan mental, kerdil), hambatan
psikomotor.
|
Neonatus
|
Gondok neonatus,
hipotiroidisme neonatus, peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir,
penurunan IQ
|
Anak dan Remaja
|
Gondok, hypotirid
(juvinil hipotiroidisme), gangguan remaja fungsi mental, pertumbuhan
terhambat, peningkatan kerentanan terhadap nuklir.
|
Dewasa
|
Gondok dengan berbagai
komplikasi, ipotiroidisme, gangguan fungsi mental, iodine induced
hipotiroidisme (IIH), peningkatan kerentanan terhadap nuklir. Pada tingkat
ringan kekurangan yodium akan berakibat menurunnya produktifitas, libido,
kesuburan dan immunitas. Fibrocystic dapat menyebabkan kanker kelenjar mamae
|
Semua umur
|
Gondok,
hypotiroidisme, fungsi mental yang terganggu, bertambahnya kerentanan
terhadap radiasi nuklir.
|
Kekurangan
yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisik dan mental, seperti
tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan
perkembangan mental terganggu. Akibat yang sangat merugikan adalah lahirnya
anak kretin. Kretin adalah keadaan seseorang yang lahir di daerah endemik dan
memiliki dua atau lebih kelainan-kelainan berikut:
1. Perkembangan
mental terhambat;
2. Pendengaran
terganggu dan dapat menjadi tuli;
3. Perkembangan
saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya khas, mata juling, gangguan
bicara sampai bisu dan reflek fisiologi yang meninggi.
GAKY merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena dampaknya memengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas SDM, yang meliputi 3 aspek :
1. Aspek
perkembangan kecerdasan;
2.
Aspek perkembangan sosial;
3. Aspek
perkembangan ekonomi.
Pembesaran
kelenjar gondok Struma simplex ini adalah suatu pembesaran kelenjar tiroid yang
timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi yodium. Semakin berat tingkat
kekurangan yodiumnya, semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat
komplikasi yang ditimbulkannya. Kekurangan yodium pada ibu hamil akan
menyebabkan kretin pada bayi yang akan dilahirkannya. Selain itu juga akan
disertai dengan kerusakan susunan syaraf pusat dan hipotirodisme. Secara klinis
kerusakan susunan syaraf pusat akan berupa retardasi, gangguan pendengaran
sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, dll. Masalah
besar lain yang diakibatkan oleh GAKY adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan intelektualitas. Pada ibu hamil dengan GAKY berat akan melahirkan
anak cebol dengan intelektualitas yang rendah. Dampak sosial lain yang lebih
besar yaitu sulitnya penderita untuk dididik dan dimotivasi karena rendahnya
perkembangan mental sehingga apabila berada dalam lingkungan yang buruk akan
lebih cepat terpengaruh atau terlibat kriminalitas (dinkes.pidiekab.go.id,
2017)
Tabel 2.6.2
Dampak Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)
Kelompok Rentan
|
Dampak
|
Ibu Hamil
|
Lahir mati,
Meningkatkan kematian janin, kematian bayi, kretin (keterbelakangan mental),
tuli, mata juling, lumpuh spatis, cebo, dan kelainan fungsi psikomotor
|
Neonatus
|
Gondok dan Hipotiroid
|
Anak dan Remaja
|
Anak dan Gondok,
Gangguan pertumbuhan fisik dan mental, Hipotiroid juvenile
|
Dewasa
|
Gondok dengan segala
akibatnya, Hipotiroid, gangguan fungsi mental
|
2.7 Cara Penanggulan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya
modul Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Depkes RI 2004, di Indonesia terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) sebagai upaya
penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sebagai berikut
:
a.
Strategi Jangka Panjang
·
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE),
merupakan sebuah strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar
mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKY melalui kegiatan
pemasyarakatan informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY
bagi kualitas sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul
beryodium bagi daerah endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan.
·
Surveillans, merupakan kegiatan
pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan terhadap beberapa indikator
untuk dapat melakukan deteksi dini adanya masalah yang mungkin timbul agar
dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk dapat dicegah.
Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah pada situasi
terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan
kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang
paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.
·
Iodisasi garam, merupakan kegiatan
fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua
garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm.
Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30
ppm) (indonesian-publichealth.com, 2017)
b.
Strategi Jangka Pendek
Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya
penanggulangan GAKY yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak
beryodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan
untuk mempercepat perbaikan status yodium masyarakat bagi daerah endemik sedang
dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada
Wanita Usia Subur (WUS) sebanya 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu
menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun (dinkes.pidiekab.go.id,
2017).
Ada juga strategi dibagi sesuai dengan daerah
produksi garam dan konsumsi garamnya. Rincian strategi terbagi dalam 4
kategori, seperti pada tabel berikut :
Sentra
Produksi Garam
|
Nonsentra
Produksi Garam
|
|
Konsumsi
Garam Beryodium Cukup
|
Kategori I
|
Kategori II
|
Strategi :
|
Strategi :
|
|
Mempertahankan produksi dan konsumsi Garam
Beryodium yang memenuhi syarat
|
Mempertahankan pasokan dan konsumsi Garam
Beryodium yang memenuhi syarat
|
|
Upaya :
|
Upaya :
|
|
Meneruskan pengawasan di tingkat produksi, distribusi
dan konsumsi, penegakan hukum, peningkatan status sosial ekonomi penambak
garam, teknologi yodisasi dan survalians
|
Menjamin pasokan Garam Beryodium dan pengawasan
mutu garam ditingkat distribusi dan konsumsi secara intensif serta memperkuat
penegakan perundangan Garam Beryodium dan survailans.
|
|
Konsumsi
Garam Beryodium Tidak Cukup
|
Kategori III
|
Kategori IV
|
Staregi :
|
Strategi :
|
|
Meningkatkan produksi dan konsumsi Garam Beryodium
yang memenuhi syarat
|
Meningkatkan pasokan dan konsumsi Garam Beryodium
yang memenuhi syarat
|
|
Upaya :
|
Upaya :
|
|
Meningkatakan konsumsi Garam Beryodium melalui
promosi intensif, penegakan norma sosial dan hukum, meneruskan pengawasan
ditingkat produksi, distribusi, dan konsumsi secara intensif, peningkatan
status sosial ekonomi pergaram dan teknologi yodisasi serta survailians.
|
Menjamin pemenuhan pasokan Garam Beryodium
disertai dengan promosi intensif konsumsi Garam Beryodium, penegakan norma
sosial dan hukum, pengawasan mutu garam di tingkat distribusi dan konsumsi
serta survailans.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.
1.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh kekurangan yodium dalam
jangka waktu yang lama.
2.
Terdapat dua penyebab GAKY yaitu
penyebab langsung antara lain akibat kekurangan zat yodium, bahan goitrogenik,
defisiensi protein, unsur sekelumit, ekses yodium, genetik dan tidak langsung
antar lain faktor geografis dan faktor non geografis.
3.
Penderita GAKY pada umumnya banyak
ditemukan di daerah pegunungan, di mana makanan yang dikonsumsi sangat
bergantung dari produksi makanan dari tanaman yang tumbuh pada kondisi kadar
yodium yang rendah di tanah
4.
Gangguan akibat kekurangan yodium
merupakan rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Semakin
berat kekurangan yodium, semakin banyak komplikasi yang ditimbulkan.
5.
Klasifikasi GAKY dapat dilihat dengan
cara pemeriksaan kelenjar tiroid, pemeriksaan kadar yodium dalam urine,
pemeriksaan hormon tiroid, dan pemeriksaan tiroglobulin.
6.
Menurut WHO (2001), dampak yang
ditimbulkan GAKY cukup luas, mulai pada janin sampai dewasa.
7.
Cara penanggulangan GAKY dapat
menggunakan dua strategi, yaitu strategi panjang dan strategi pendek.
3.2
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, dapat ditarik saran berikut ini.
- Untuk
pembaca, setelah membaca makalah ini diharapkan untuk mengetahui dan
memahami pengertian, faktor penyebab, epidemiologi, perjalanan penyakit,
klasifikasi, dampak yang ditimbulkan, dan cara penanggulangan gangguan
akibat kekurangan yodium (GAKY).
- Untuk
pembaca, setelah membaca makalah ini dapat menerapkan hidup sehat dengan
cara memperhatikan kandungan makanan yang dikonsumsi terutama melihat
kadar yodiumnya.
DAFTAR
RUJUKAN
Adriani,
Merryana., & Wirjatmadi, Bambang. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:
Kencana.
digilib.esaunggul.ac.id.
2017. (http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2479-BABI.pdf),
diakses pada 30 Agustus 2017
dinkes.pidiekab.go.id. 2017. Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (http://dinkes.pidiekab.go.id/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html),
diakses pada 30 Agustus 2017
gizi.depkes.go.id.
2017. Diskusi Pakar Penanggulangan Masalah GAKY
(http://gizi.depkes.go.id/diskusi-pakar-penanggulangan-masalah-gaky),
diakses pada 30 Agustus 2017
indonesian-publichealth.com.
2017. Pengertian dan Dampak GAKY 2
(http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-dan-dampak-gaky-2/), diakses
pada 30 Agustus 2017
indonesian-publichealth.com.
2017. Upaya Penanggulangan GAKY
(http://www.indonesian-publichealth.com/upaya-penanggulangan-gaky/), diakses pada 30 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment