Tuesday, 27 June 2017

Metode Analisis Kadar Mineral Pangan Pengabuan Basah dan Pengabuan Kering



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu dan komposisinya tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu memiliki hubungan dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam organik dan anorganik. Contoh mineral yang termasuk dalam garam organik yaitu, garam-garam asam mallat, oksalat, asetat. Sedangkan garam anorganik antara lain, dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, dan nitrat (Slamet, dkk, 1989: 150).
            Pengujian kadar abu merupakan hal yang sangat penting pada bahan pangan untuk mengetahui baik tidaknya suatu bahan pangan untuk dikonsumsi ataupun untuk diolah oleh masyarakat. Pengabuan juga dilakukan untuk menentukan jumlah mineral yang terkandung dalam bahan pangan dan parameter nilai gizi pada bahan pangan. Pengabuan bahan pangan dapat dilakukan dengan analisa kadar abu dengan metode pengabuan basah dan metode pengabuan kering.
            Metode pengabuan basah adalah salah satu usaha untuk memperbaiki cara kering yang sering memakan waktu lama (Slamet, dkk, 1989: 156). Sedangakan yang dimaksud metode kering adalah pengabuan secara langsung dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi. Dalam makalah ini, kami akan membahas kedua metode tersebut dengan rinci.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, berikut rumusan masalah pada makalah ini.
1.        Apakah yang dimaksud dengan pengabuan?
2.        Apakah yang dimaksud dengan metode pengabuan basah?
3.        Apakah yang dimaksud dengan metode pengabuan kering?
4.        Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode pengabuan basah?
5.        Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode pengabuan kering?
6.        Bagaimana perbedaan metode pengabuan basah dan pengabuan kering?

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut ini tujuan penulisan makalah.
1.        Untuk mengetahui pengertian pengabuan
2.        Untuk mengetahui pengertian metode pengabuan basah.
3.        Untuk mengetahui pengertian metode pengabuan kering.
4.        Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pengabuan basah.
5.        Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pengabuan kering.
6.        Untuk mengetahui perbedaan metode pengabuan basah dan pengabuan kering.












                                                       


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pengabuan
Pengabuan adalah proses pembakaran bahan organik untuk menghasilkan zat abu. Abu merupakan residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukkan kandungan mineral yang terdapat dalam bahan tersebut, kemurnian, serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan. Pengabuan dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode pengabuan kering (cara langsung) dan pengabuan basah (cara tidak langsung). Metode pengabuan basah cenderung menggunakan indikator kuat (asam kuat), sedangkan metode pengabuan kering yaitu pengabuan bahan menjadi komponen yang lebih sederhana dengan suhu tinggi dalam tanur. Prinsip pengabuan basah (cara tidak langsung) yaitu memberikan reagen kimia tertentu pada bahan sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol ataupun pasir bebas anorganik selanjutnya dilakukan pemanasan pada suhu tunggi. Prinsip dari pengabuan kering (cara langsung) yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500–600ºC dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut
2.2    Pengertian Metode Pengabuan Basah
Pengabuan ini menggunakan oksidator-oksidator kuat (asam kuat).Biasanya digunakan untuk penentuan individu komponen mineral. Pengabuan merupakan tahapan persiapan contoh.Pengabuan cara basah ini dilakukan dengan mendestruksi komponen-komponen organik (C, H, dan O) bahan dengan oksidator seperti asam kuat. Pengabuan cara ini dilakukan untuk menentukan elemen-elemen mineral. Cara ini lebih baik dari cara kering karena pengabuan cara kering lama dan terjadi kehilangan mineral karena suhu tinggi. (Fauzi, 2006)
Prinsip pengabuan cara basah adalah memberi reagen kimia (asam kuat) pada bahan sebelum pengabuan. Bahan tersebut dapat berupa:
a.       Asam sulfat yang berfungsi sebagai bahan pengoksidasi kuat yang dapat mempercepat reaksi oksidasi.
b.      Campuran asam sulfat & potasium sulfat. K2SO4 menaikkan titik didih H2SO4menyebabkan suhu pengabuan tinggi sehingga pengabuan berlangsung cepat.
c.       Campuran asam sulfat & asam nitrat .Campuran ini banyak digunakan selain itu capuran ini merupakan oksidator kuat. Memiliki suhu difesti dibawah 3500C.
d.      Campuran asam perklorat & asam nitrat untuk bahan yang sulit mengalami oksidasi campuran ini baik untuk digunakan karena pengabuan sangat cepat ± 10 menit. Perklorat bersifat mudah meledak. ( Sudarmadji , 2003)
Pengabuan basah dilakukan dengan cara mengoksidasi komponen organik sampel menggunakan oksidator kimiawi, seperti asam kuat. Kombinasi asam yang sering digunakan dalam pengabuan basah adalah kombinasi asam nitrat dengan asam sulfat. Penggunaan asam sulfat memakan waktu oksidasi yang sangat lama. Penggunaan asam nitrat dapat mengoksidasi bahan organik sampel dengan baik, namun sayangnya asam nitrat cepat habis bahkan sebelum semua sampel terdekstruksi sempurna. Oleh karena itu, untuk menyiasati kekurangan dari oksidator kimiawi tersebut maka digunakan kombinasi asam nitrat dan asam sulfat. Suhu pada pengabuan basah biasanya lebih rendah dari pengabuan kering (Gunawan,2009).
Pengabuan basah merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki cara kering yang sering memakan waktu lama. Prinsip pengabuan basah adalah memberikan reagen kimia tertentu ke dalam bahan sebelum digunakan untuk pengabuan (Slamet,dkk., 1989:156). Contoh reagen kimia yang dapat ditambahkan ke dalam bahan yaitu:

1.      Asam sulfat, sering ditambahkan ke dalam sample untuk membantu mempercepat terjadinya reaksi oksidasi.
2.      Campuran asam sulfat dan potassium sulfat. Potassium sulfat yang dicampurkan pada asam sulfat akan menaikkan titik diduih asam sulfat sehingga suhu pengabuan dapat ditingkatkan 
3.      Campuran asam sulfat, asam nitrat yang merupakan oksidator kuat. Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu degesti sampai 3500 C, sehingga komponen yang mudah pada suhu tinggi dapat tetap dipertahankan dalam abu dan penentun kadar abu lebih baik.
4.      Penggunaan asam perklorat dan asam nitrat dapat digunakan untuk bahan yang sangat sulit mengalami oksidasi. 
Menurut Zainal (2008), langkah – langkah penentuan kadar abu dengan cara basah yaitu:

1.      Sampel dengan berat 2−5 g dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer, kemudian ditambahkan campuran HNO3 pekat: HClO4 = 4 : 1 sebanyak 10 ml dan ditutup dengan gelas erlogi (1 malam),
2.      pemanasan sampel di atas hotplate pada suhu 115oC selama 6−8 jam sampai larutan berwarna bening.
3.      Larutan hasil destruksi lalu dimasukkan dalam labu ukur 10 ml dan ditambah HNO3 10% sampai tanda batas.
4.      Larutan tersebut siap untuk pengukuran dengan SSA

2.3 Pengertian Pengabuan Kering
Pengabuan kering merupakan analisis kadar abu yang dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan (furnace), tanpa terjadi nyala api, sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai. Oksigen  yang terdapat di dalam udara bertindak sebagai oksidator. Residu yang didapatkan merupakan total abu dari suatu sampel (Andarwulan 2010).
Sampel yang digunakan pada metode pengabuan kering ditempatkan dalam suatu cawan pengabuan yang dipilih berdasarkan sifat bahan yang akan dianalisis serta jenis analisis lanjutan yang akan dilakukan terhadap abu. Jenis-jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan cawan  antara lain adalah kuarsa, vycor, porselen, besi, nikel, platina, dan campuran emas-platina. Cawan porselen paling umum digunakan untuk pengabuan karena beratnya relatif konstan setelah pemanasan berulang-ulang dan harganya yang murah. Meskipun demikian cawan porselen mudah retakk, bahkan pecah jika dipanaskan pada suhu tinggi dengan tiba-tiba (Andarwulan 2010).
Sebelum diabukan, sampel-sampel basah dan cairan biasanya dikeringkan lebih dahulu di dalam oven pengering. Pengeringan ini dapat pula dilakukan menentukan kadar air sampel. Pra-pengabuan dilakukan di atas api terbuka, terutama untuk sampel-sampel yang seluruh sampel mengering dan tidak mengasap lagi. Setelah perlakuan ini, baru sampel dimasukkan ke dalam tanur (furnace) (Andarwulan 2010).
Apabila pengabuan yang berkepanjangan tidak dapat menghasilkan abu bebas karbon (carbon free ash), residu harus dibasahi lagi dengan air, dikeringkan dan kemudian diabukan sampai didapat abu berwarna putih ini, residu dapat pula diperlakukan  dengan hidrogen peroksida, asam  nitrat dan atau asam sulfat, tetapi perlu diingat bahwa perlakukan ini akan mengubah bentuk mineral yang ada di dalam abu. Jika diperlukan, dapat pula residu yang belum bebas karbon dilarutkan dalam sejumlah kecil air dan kemudian disaring dengan kertas saring berkadar abu rendah. Kedua bagian ini kemudian diabukan kembali secara terpisah (Andarwulan 2010).
Pengabuan kering untuk persiapan penetapan trace minerals jarang dilakukan karena mineral tersebut bersifat menguap pada suhu pengabuan. Suhu pengabuan yang dianggap aman dari kehilangan sejumlah mineral karena penguapan adalah 500oC. Suatu cara pengabuan sampel biologis yang dianjurkan meliputi pengeringan dan pra-pengabuan pada suatu alat khusus yang terdiri dari sebuah hot plate dan lampu inframerah. Suhu dinaikan perlahan-lahan sampai 300oC dimana sampel mulai membara. Pengabuan dilanjut di dalam tanur dnegan suhu awal 250oC, dan dinaikkan bertahap menjadi 450oC selama satu jam. Suhu akhir ini dipertahankan sampai seluruh komponen organik terdekomposisi. Abu dalam bahan ditetapkan dengan menimbang residu hasil pembakaran komponen bahan organik pada suhu sekitar 550oC (Andarwulan, 2010).


2.4 Kekurangan dan Kelebihan Pengabuan Basah
Dalam pengabuan basah juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan (Anonim, 2010) diantaranya :
Kelebihan dari pengakuan basah,  meliputi :
a.       Waktu yang diperlukan relatif singkat,
b.      Suhu yang digunakan relatif rendah,
c.       Resiko kehilangan air akibat suhu yang digunakan relatif rendah,
d.      Dengan penambahan gliserol alkohol dapat mempercepat pengabuan, dan
e.       Penetuan kadar abu lebih baik
Kelemahan dari pengabuan basah, meliputi :
a.       Hanya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beracun,
b.      Memerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan
c.       Memerlukan koreksi terhadap regensia yang digunakan.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pengabuan Kering
Pengabuan dengan cara langsung (kering) memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dari cara pengabuan kering, antara lain:
  1. Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk mendeteksi sampel yang relatif banyak,
  2. Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, dan 
  3. Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang berbahaya. 
Sedangkan kelemahan dari cara pengabuan kering, antara lain :
  1. Membutuhkan waktu yang lebih lama,
  2. Tanpa penambahan regensia,
  3. Memerlukan suhu yang relatif tinggi, 
  4. Adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi (Apriantono 1989).

2.6 Perbedaan Pengabuan Basah dan Pengabuan Kering
Metode pangabuan kering menggunakan panas tinggi dan adanya oksigen. Biasanya digunakan dalam analisis kadar abu . Metode pengabuan cara kering banyak dilakuakan untuk analisis kadar abu. Caranya adalah dengan mendestruksi komponen organik contoh dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur (furnace) pengabuan, tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat tetap (konstan) tercapai. Oksigen yang terdapat di dalam udara bertindak sebagai oksidator.Oksidasi komponen organik dilakukan pada suhu tinggi 500-6000C. Sedangkan pengabuan basah menggunakan oksidator-oksidator kuat (asam kuat).Biasanya digunakan untuk penentuan individu komponen mineral. Pengabuan cara basah ini dilakukan dengan mendestruksi komponen-komponen organik (C, H, dan O) bahan dengan oksidator seperti asam kuat. Pengabuan cara ini dilakukan untuk menentukan elemen-elemen mineral. Cara ini lebih baik dari cara kering karena pengabuan cara kering lama dan terjadi kehilangan mineral karena suhu tinggi. (Fauzi, 2006)


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Pengabuan adalah proses pembakaran bahan organik untuk menghasilkan zat abu.
2.      Metode pengabuan basah merupakan pengabuan dengan menggunakan oksidator-oksidator kuat (asam kuat).  Biasanya digunakan untuk penentuan individu komponen mineral. Metode ini dilakukan untuk memperbaiki cara kering yang sering memakan waktu lama.
3.      Sedangkan metode pengabuan kering adalah analisis kadar abu yang dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan (furnace), tanpa terjadi nyala api,  sampai terbentuk abu warna putih keabuan dan berat konstan tercapai.
4.      Beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada pengabuan basah sesuai dengan Anonim (2010c). Kelebihan dari pengakuan basah,  meliputi, waktu yang diperlukan relatif singkat, suhu dan resiko kehilangan air relatif rendah, penambahan gliserol alkohol dapat mempercepat pengabuan, dan penetuan kadar abu lebih baik. Sedangkan kelemahan dari pengabuan basah, meliputi hanya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beracun, memerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan memerlukan koreksi terhadap regensia yang digunakan.
5.      Pengabuan dengan cara langsung (kering) memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dari cara pengabuan kering, antara lain: Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk mendeteksi sampel yang relatif banyak, digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, dan tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang berbahaya. Sedangkan kelemahan dari cara pengabuan kering, antara lain membutuhkan waktu yang lebih lama, tanpa penambahan regensia, suhu yang relatif tinggi, adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi.
6.      Perbedaan metode metode pengabuan basah dan pengabuan kering. Pengabuan cara basah, digunakan untuk track element, memerlukan waktu relative singkat, suhu relative rendah, sample lebih sedikit dan memerlukan reagen kimia. Sedangka pengabuan cara kering, digunakan untuk penentuan total abu dalam suatu bahan dan hasil pertanian, memerlukan waktu relative lama, suhu tinggi dan penggunaannya untuk sample yang banyak.

3.2  Saran
1.         Pengujian kadar abu sangat penting dilakukan pada bahan pangan untuk mengetahui baik tidaknya suatu bahan pangan untuk dikonsumsi ataupun untuk diolah oleh masyarakat.
2.         Mengimbangi konsumsi mineral dengan konsumsi serat, karena jika terlalu banyak mengonsumsi serat maka mineral yang diserap akan berkurang.


DAFTAR PUSTAKA

Maharwulan.2014. Analisis Kadar Abu dan Mineral. Online (maharwulan.blogspot.id/2014/04/analisis-kadar-abu-dan-mineral.html), diakses 24 April 2017.
Muspirahdjalal.2011. Metode analisa kadar abu. Online (http://muspirahdjalal.blogspot.co.id/2011/11/metode -analisa-kadar-abu.html ), diakses 24 April 2017.
SelembarHarapanku.2014. Analisa Kadar Ab Pada Bahan Pangan. Online (http://selembarharapanku.blogspot.co.id/2014/03/analisa-kadar-abu-pada-bahan-pangan.html ), diakses 24 April 2017.
Yudha.2012. Analisa Kadar Abu. Online (biologi-Yudha.blogspot.co.id/2012//analisa-abu.html) diakses 24 April 2017.






PUFA, MUFA, SFA

PEMBAHASAN
1.      SFA
Saturated Fatty Acid merupakan lemak jahat yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan merupakan asam lemak yang sulit dicerna. Disebut juga dengan lemak jenuh, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah sehingga aliran darah tersumbat sehingga dapat menyebabkan serangan stroke. Makanan yang mengandung lemak jahat ini antara lain, kulit ayam, makanan dan minuman bersantan, makanan gorengan. Lemak trans yaitu lemak dari margarin atau mentega yang telah terhidrogenasi karena dapat meningkatkan LDL atau kolesterol jahat, baca label dalam kemasan makanan, jika tertera 0 trans fat maka aman untuk dikonsumsi, tidak memiliki ikatan ganda, contoh: asam palmitat.
Kelompok asam lemak yang meningkatkan total kolesterol dalam darah adalah SFA rantai panjang dan asam lemak trans. Asam lemak trans menyebabkan kenaikan LDL (Low Density Lipoprotein) atau dikenal dengan kolesterol jahat tetapi juga dapat menurunkan HDL (High Density Lipoprotein) yang dikenal dengan kolesterol baik. Asam lemak jenuh yang paling banyak terdapat dalam diet adalah asam palmitat (C 16:0) baik dalam produk nabati (minyak kelapa sawit) maupun hewani (keju, sosis, ham, daging kalengan, dll). Asam lemak ini juga mempunyai potensi yang kuat dalam meningkatkan LDL. Asam lemak jenuh , asam miristat (C 14:0), mempunyai potensi yang lebih kuat daripada asam palmitat dalam meningkatkan LDL tetapi jumlahnya lebih sedikit dalam diet. A, sedangkan asam lemak rantai sedang seperti asam laurat (C 12:0) dapat manaikkan HDL. Asam stearat (C 18:0), tidak meningkatkan LDL.

2. MUFA
Monounsaturated Fatty Acid atau disebut juga lemak tak jenuh tunggal. Merupakan asam lemak yang mudah dicerna. Molekulnya tersusun atas rangkaian atom-atom karbon yang memiliki satu ikatan ganda. Ikatan ganda ini menyebabkan molekul lemak ini tidak jenuh (masih bisa menambah atom hidrogen). Lemak tak jenuh tunggal biasanya dalam fasa cair pada temperatur kamar dan akan membeku saat didinginkan. Lemak ini memberikan manfaat baik untuk tubuh dan dapat dikonsumsi setiap hari. Lemak tak jenuh tunggal dianggap lebih bermanfaat daripada lemak jenuh dan lemak trans. Lemak tak jenuh tunggal dapat memenuhi kebutuhan lemak bagi tubuh dan mengurangi efek negatif terhadap kelebihan konsumsi lemak jenuh dan lemak trans. Lemak tak jenuh tunggal dapat membantu mengurangi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung dan stroke. Sumber lemak tak jenuh tunggal umumnya juga mengandung nutrisi lain seperti pada beberapa jenis minyak nabati. Jenis lemak ini antara lain terdapat dalam kacang-kacangan, alpukat minyak zaitun, dan asam oleat.



3.  PUFA
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) merupakan lemak tak jenuh ganda. Asam lemak tak jenuh ganda yaitu lemak yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap. Asam lemak tak jenuh ganda akan kehilangan paling sedikit 4 atom hydrogen (H). Dalam diet asam lemak tak jenuh ganda umumnya menurunkan kolesterol darah sebagai berikut : setiap 1% kenaikan kalori dari asam lemak tidak jenuh ganda dalam diet menghasilkan pengurangan kolesterol kurang lebih ½ mg/dl. PUFA terdiri dari asam lemak omega-3 (n-3), omega-6 (n-6), dan omega-9 (n-9).
Omega 3
Asam lemak omega−3 (ω−3) adalah lemak-lemak yang umumnya dijumpai dalam minyak perairan dan minyak nabati. Asam lemak omega-3 adalah asam lemak politakjenuh dengan sebuah ikatan rangkap-dua (C=C) dimulai setelah atom karbon ketiga dari salah satu ujung rantai karbonya. Asam lemak ini mempunyai dua ujung—salah satu ujungnya adalah asam (COOH) dan ujung yang lain adalah metil (CH3). Lokasi ikatan rangkap-dua pertama adalah berlawanan dari ujung metilnya, yang juga dikenal sebagai ujung omega (ω) atau ujung n.
Dampak kesehatan dari suplemen asam lemak omega-3 adalah kontroversial. Asam lemak ini dianggap asam lemak esensial, yang berarti bahwa asam lemak ini tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia tetapi sangat penting untuk metabolisme normal. Meskipun mamalia tidak dapat mensintesis asam lemak omega-3, namun memiliki kemampuan terbatas untuk membentuk rantai panjang asam lemak omega-3 termasuk asam eikosapentaenoat (EPA, 20 karbon dan 5 ikatan rangkap), asam dokosaheksaenoat (DHA, 22 karbon dengan 6 ikatan rangkap) dan α-linolenat (ALA, 18 karbon dengan 3 ikatan rangkap).
Sumber-sumber umum dari asam lemak n-3 meliputi minyak ikan, minyak alga, minyak cumi-cumi dan beberapa minyak tanaman seperti minyak echium dan minyak biji rami. Juga jangan lupa, ceker ayam banyak mengandung asam lemak omega-3 ini
Ada 3 jenis utama asam lemak omega-3 yang terlibat dalam metabolisma tubuh yaitu
Omega 6

a.       Asam linoleat-alfa  (Alpha Linolenic Acid, ALA),
b.      Asam eikosapentanoat (Eicosapentaenoic Acid, EPA),
c.       Dan asam dokosaheksanoat (Docosahexaenoic Acid, DHA). Sebagian ALA saat dicerna dalam tubuh, akan diubah menjadi EPA dan DHA yang dapat digunakan langsung oleh tubuh.

·         Manfaat Omega 3
Beberapa manfaat diantaranya antara lain :
a.       Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular
b.      Mengurangi risiko kanker
c.       Membantu mencegah demensia
d.      Mencegah hilangnya penglihatan
e.       Meredakan peradangan pada artritis rematoid
f.       Mengurangi risiko depresi

Image result for struktur kimia omega 3
 



2.2.1 Struktur Kimia Omega 3
Berikut ini adalah makanan yang mengandung omega 3 yang baik untuk anda konsumsi :
  1. Ikan Tuna                                          10. Susu sapi
  1. Ikan Sarden                                       11. Hewan asli laut
  1. Ikan Salmon                                      12. Kembang kol
  1. Telur Ayam dan Bebek                    13. Belut
  1. Jenis Kacang Kacangan                   14. Ikan lele
  1. Sayur Bayam                                     15. yoghurt
  1. Kangkung                                          16. Brokoli
  1. Daging Sapi                                       17. Selada
  1. Susu Kambing                                   18. Ikan air tawar
2.2.2 Omega 6
Omega 6 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang memiliki ikata ganda pertamanya pada posisi ke-6. Sifat fisis dan sifat kimia, metabolisme, pencernaan, dan absorbs serta sekresi sama dengan lemak. Omega 6 termasuk salah satu asam lemak esensial. Asam lemak esensial sebenarnya terdiri dari asam linoleat (AL)/”linoleic acid” (LA), asam linolenat (ALN)/”-linolenic acid”(ALA) serta asam arachidonic/”arachidonic acid” (AA), asam lemak ini tidak bisa dibuat oleh tubuh baik dari asam lemak lain maupun karbohidrat ataupun asam amino. LA oleh enzim delta-6-desaturase dirubah menjadi GLA(gamma-linolenic acid) dan DGLA (digamma-linolenic acid), kemudian oleh enzim delta-5-desaturase dirubah menjadi AA (arachidonic acid) dan adrenic acid1
Secara umum kebutuhan omega 6 bagi orang dewasa sehat adalah 1-3 gram/hari, jika jumlah itu tidak terpenuhi maka berpotensi terjadi gangguan metabolisme tubuh dan berbagai akibatnya. Omega 6 masuk umumnya dalam bentuk asam linoleat (LA), dalam tubuh kemudian disintesis menjadi GLA, DGLA dan AA Dari senyawa tersebut yang terpenting adalah DGLA, oleh tubuh zat tersebut disintesa menjadi prostalglandin tipe 1 (PGE1). PGE1 mempunyai fungsi pengaturan kardiaovaskuler, penurun kolesterol, anti inflamasi, vasodilator, dan membantu kerja insulin. Bila pasokan asam linoleat cukup maka otomatis tubuh tidak akan mengalami kekurangan DGLA dan PGE1.



Image result for struktur kimia omega 3 


2.2.2 Struktur Kimia Omega 6
Omega-6 umumnya ditemukan pada tanaman. Beberapa jenis asam lemak
Omega 6

Omega-6 yaitu:
a.       Asam linoleat (18:2n-6)
Asam linoleat dan α-linolenat adalah prekursor dalam sintesa PUFA. Asam linoleat diproduksi dari tanaman dan secara khusus banyak dikandung pada seed oil.Walaupun alam memproduksi asam linoleat setara α-linolenat, namun dapat ditemukan dalam cadangan makanan.
b.      Asam γ-Linolenat (18:3n-6)
Asamγ-linolenat (GLA) diproduksi pada hewan dan tumbuhan rendah melalui desaturasi Δ6 asam linoleat. Pada hewan, asam linoleat didesaturasi oleh Δ6 desaturase untuk menghasilkan asam γ-linolenat sebagaiproduk intermediet dalam produksi asam arakhidonat.
c.       Dihomo-asam-γ-Linolenat (20:3n-6)
Elongasi produk asam linolenat, dihomo-γ-linolenat (DGLA) adalah komponen terkecil fosfolipid hewan. Dihomo-γ-linolenat berperan sebagai prekursor pembentukan asam lemak esensial asam arakhidonat.
d.      Asam arakhidonat
Asam arakhidonat merupakan hasil desaturasi dan elongasi asam linoleat pada hewan. Asam arakhidonat diproduksi pada alga laut. Asam arakhidonat merupakan asam lemak esensial sebagai prekursor untuk eikosanoid.
e.       Asam dokosatetraenoat (22:4n-6)
Asam dokosatetraenoat merupakan hasil elongasi langsung asam arakhidonat dan terdapat sedikit di jaringan hewan.
·         Manfaat Omega 6
Beberapa manfaat diantaranya antara lain :
1.      Menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
2.      Mencegah dan mengobati penyakit jantung koroner
3.      Menurunkan tekanan darah
4.      Menormalkan kadar gula
5.      Mengobati reumatik
6.      Mencegah dan memperbaiki stroke
7.      Kegunaan bagi kulit, regenerasi sel dan perbaikan ketahanan/stamina
·         Sumber Makanan Asam lemak Omega 6 diantaranya :


·             daging unggas
·             telur
·             alpukat
·             sereal
·             gandum
·             margarin
·             minyak nabati
·             minyak biji rami
·             minyak kedelai
·             minyak biji kapas
·             minyak bunga matahari
·             minyak jagung
·             biji labu
·             biji safflower
·             biji bunga matahari
·             biji rami
·             biji kenari
·             acai berry
·             kacang mete
·             kacang kedelai
·             kacang-kacangan lainnya



2.2.3 Omega 9
Omega-9 merupakan lemak tak jenuh, Omega-9 dikenal sebagai asam oleat. Asam lemak ini diproduksi oleh tubuh namun akan lebih berkhasiat bila diperoleh dari makanan. Asam-asam lemak omega-9 dapat digunakan tubuh sebagai pengganti sementara omega-3 atau omega-6, jika persediaan kedua asam lemak tersebut dalam tubuh tidak mencukupi. Asam lemak Omega-9 juga tergolong ke dalam jenis asam lemak non-esensial, yaitu asam lemak yang dapat disintesa oleh tubuh. Asam oleat tergolong asam lemak tak jenuh tunggal yang paling penting. Jenis-jenis Omega 9 adalah
(a) Asam oleat (18:1n-9)
Asam oleat merupakan produk desaturasi Δ9 asam stearat dan diproduksi pada tumbuhan, hewan dan bakteri. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh yang paling umum dan merupakan prekursor untuk produksi sebagian besar PUFA.
(b) Asam erukat (22:1n-9)
Asam erukat adalah asam lemak tak jenuh tunggal rantai panjang ditemukan dalam tumbuhan, terutama dalam rapeseed.Asam erukat merupakan produk elongasi asam oleat
omega 9

2.2.3 Struktur Kimia Omega 9
·         Manfaat Omega 9
1. Menurunkan Kolesterol Dalam Tubuh
2. Meningkatkan Respon Peradangan
3. Menurunkan Resiko Pengerasan Arteri
4. Menurunkan Resiko Resistensi Insulin
5. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
6. Menurunkan Resiko Kanker
7. Meningkatkan Penyerapan Vitamin
8. Menjaga Respon Syaraf
9. Mencegah Stroke
10. Menurunkan Resiko Arthritis
11. Menjaga Kesehatan Tubuh


·         Sumber Makanan Omega 9
Omega 9 bisa didapatkan oleh tubuh dalam bentuk zat makanan lain dan kemudian tubuh akan memproduksi omega 9 tersebut. Konsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung omega 9 tetap disarankan karena manfaat omega 9 yang sangat lengkap terutama untuk perlindungan kesehatan jantung dan tubuh.
Beberapa jenis makanan yang mengandung omega 9 adalah sebagai berikut :
o   Alpukat
o   Minyak Canola
o   Kacang Mete
o   Kacang Almond
o   Kacang Pistachio
o   Minyak Zaitun
o   Minyak Biji Chia
o   Kuaci Biji Matahari
o   Kacang Tanah
o   Kacang Macadamia
4.  Pengaruh PUFA, MUFA, SPA pada kesehatan
Asam lemak jenuh merupakan penyusun utama membran sel yang juga memiliki peran komunikasi antar sel. Di sisi lainnya, penelitian terdahulu menemukan bahwa asam lemak jenuh dapat meningkatkan Low-density Lipoprotein (LDL) di dalam tubuh . Senyawa ini bisa mengendap di dalam arteri pembuluh darah jantung sehingga peningkatan LDL sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung. Namun, hingga saat ini tidak ada penelitian dengan bukti meyakinkan bahwa asam lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit jantung, walaupun meningkatkan LDL. Efek tersebut sulit dinilai karena tidak semua jenis asam lemak jenuh meningkatkan LDL, terdapat asam lemak jenuh yang juga diubah menjadi MUFA dengan efektif, serta perannya yang juga bisa meningkatkan High-density Lipoprotein (HDL).
            Sebaliknya, asam lemak tak jenuh diketahui dapat menurunkan kadar LDL tubuh, baik MUFA maupun. Tidak hanya itu, asam lemak tak jenuh juga terbukti menurunkan trigliserida, kolesterol total, serta meningkatkan HDL dengan lebih poten. Oleh karena itu, terdapat rekomendasi untuk mengganti konsumsi asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh. Penurunan konsumsi asam lemak jenuh saja diketahui menurunkan LDL, tetapi juga menurunkan HDL. Bukti penelitian menunjukkan bahwa mengganti konsumsi asam lemak jenuh ke asam lemak tak jenuh jenis PUFA dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Kendati demikian, konsumsi PUFA harus tetap dalam rekomendasi yang dianjurkan, yaitu 6-11% dari total kalori. Konsumsi melebihi batas tersebut meningkatkan risiko reaksi peroksidasi lipid yang menghasilkan radikal bebas. Konsumsi asam lemak jenuh disarankan <10% total kalori per hari mengingat risiko peningkatan LDL.
Daftar Pustaka
amazine.co. 2017. Apa Perbedaan antara Asam Lemak Omega 3 Omega 6 Omega 9      (https://www.amazine.co/25661/apa-perbedaan-antara-asam-lemak-omega-3-omega-6-omega-9/) , diakses pada 24 Mei 2017
Brocard, Leon. 2016. Asam Lemak Tak Jenuh, (http://zywielab.com/asam-lemak-jenuh-dan-tak-jenuh#sthash.wSQRWyTc.dpbs), diakses pada 24 Mei 2017.
Dokumen.tips. 2017. Makalah Indeks PUFA. (http://dokumen.tips/documents/makalah-indeks-pufa.html), diakses pada 24 Mei 2017
majalah1000guru.net. 2017. Serba-serbi Asam Lemak (http://majalah1000guru.net/2013/06/serba-serbi-asam-lemak/), diakses pada 25 Mei 2017
Sendi. 2014. PUFA, MUFA, SFA, (http://luxor.forumid.net/t545-mufa-pufa-dan-safa), diakses pada 24 Mei 2017.
sherchemistry.wordpress.com (https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/8-makromolekul/3-lemak/) , diakses pada 24 Mei 2017
Tuminah, Sulistyowati. 2009. Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak Jenuh “Trans” Terhadap Kesehatan
zywielab.com. 2017. Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh (http://zywielab.com/asam-lemak-jenuh-dan-takjenuh#sthash.PuFLVyGQ.rA4IqBdA.dpbs), diakses pada 25 Mei 2017



Gizi Seimbang Pada Remaja

1.       Pengertian Gizi Seimbang Pada Remaja Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan ...